Sekilas SAR GUNUNG RIMBA "Mountain Rescue"

Sesungguhnya hekekat SAR adalah kegiatan kemanusiaan pada misi pertolongan terhadap korban secara cepat, tepat dan efesien, dengan memanfaatkan segala potensi yang ada. Dan ini sudah merupakan kewajiban moral bagi setiap individu yang terlatih untuk membantu secara sukarela dan tanpa pamrih.

Pada pelaksanaannya dapat berupa misi Operasi Search tanpa Operasi Rescue, atau Operasi Rescue tanpa Operasi Search, atau Operasi Search yang kemudian dilanjutkan dengan Operasi Rescue.

Misi SAR dilakukan apabila telah diketahui secara pasti, adanya musibah, atau keadaan darurat, dan akan dihentikan apabila korban telah berhasil diselamatkan, atau bila keadaan darurat tidak terjadi lagi "Fase Alert".

Hasil analisa atau evaluasi berdasarkan Time Frame For Survivival "TFFS", menyatakan dilanjutkan atau tidaknya misi operasi SAR, tergantung ada atau tidaknya harapan korban (survivor) selamat setelah setelah hari ke-7 operasi pencarian dan penyelamatan.

Mountain Rescue (SAR Gunung Rimba)
Operasi SAR Gunung Rimba, merupakan aktivitas pencarian dan penyelamatan di area pegunungan. Sifat karakter medan yang sulit dan terpencil, dalam prakteknya sering terjadi sejumlah perkembangan baru dan tidak terduga. Disini kemampuan personil yang terlibat harus paham maksud misi pencarian dan penyelamatan. Personil operasi SAR Gunung Rimba umumnya terdiri dari berbagai unsur pecinta alam atau relawan free lance profesional.

Sekilas Stuktur Misi SAR :

SC (SAR Cordinator)
Seorang pejabat yang bertanggungjawab dalam memberikan dukungan kepada KKR dalam menggerakkan unsur-unsur operasi SAR karena jabatan dan kewenangan yang di milikinya. Kemudian berikutnya diserahkan kepada SMC untuk di gunakan dalam operasi Misi SAR.

SMC (SAR Mission Coordinator)
Seorang yang telah memiliki kualifikasi atau telah mengikuti pendidikan SMC yang diakui dan di tunjuk oleh BASARNAS/KKR, dan bertugas mengkoordinasikan dan mengendalikan operasi misi SAR dari awal sampai akhir.

OSC (On Scene Commander)
Seorang OSC umumnya diangkat dan tunjuk oleh SMC. Persyaratan jabatan OSC sama dengan persyaratan jabatan SMC. Tugasnya sebatas sebagaimana yang telah di delegasikan oleh SMC kepadanya. Biasanya bila lokasi pencarian sulit di kendalikan secara langsung (seperti SAR Gunung Hutan) atau SMC merasa perlu adanya OSC untuk membantu kelancaran tugas-tugasnya.

SRU (Search And Rescue Unit)
Merupakan ujung tombak terdepan dari suatu unsur operasi SAR. Umumnya SRU berasal dari berbagai elemen organisasi, instansi atau free lance yang ingin berpartisipasi dalam operasi penyelamatan.

Untuk SAR Gunung Rimba, personil inti SRU umumnya terdiri dari : seorang Navigator, Bankom (Bantuan Komunikasi, baik dari Rapi atau Orari), Medis (umumnya relawan PMI). Personil inti dapat dikembangkan sesuai kebutuhan tehnis operasi Misi SAR yang sedang dilakukan dilapangan.
 Contoh Marker SAR (diletakkan di lokasi penemuan)
Perencanaan pencarian spesifik akan bervariasi dan tergantung situasi medan dan faktor lainnya. Secara umum tercangkup dalam 5 mode :

Prelimenary Mode
Pengumpulan segala bentuk data informasi awal meliputi formasi, perencanaan, pencarian dan sebagainya :

Memperkirakan posisi area pencarian
Posisi duga "The Most Probable Position"
Luas area pencarian dipengaruhi oleh kesalahan penentuan lokasi terakhir survivor

Area Pencarian Menentukan area pencarian yang akan dilakukan oleh SMC. Mencari titik duga setelah menghitung berbagai faktor yang mempengaruhi. Titik tersebut disebut titik Datum.

Penyapuan
Bila area sudah ditentukan, berarti seluruh daerah itu harus diteliti dengan metode penyapuan. Penyapuan ini mengikuti pola yang ditetapkan oleh SMC.

Pola Pencarian
Penentuan pola pencarian penting dalam suatu misi pencarian. Apabila daerah lokasi pencarian sangat luas, maka paling efesien adalah dengan menggunakan metode sarana "Air Search"

Tambahan
Idealnya personil yang terlibat dalam sebuah SRU telah memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk dapat saling melengkapi, yaitu, navigasi, komunikasi, medis dan logistik.

Contoh :
Dalam Misi SAR Semeru, secara umum kronologi hampir sama. Survivor terlihat terakhir di puncak dalam perjalanan turun menuju Kalimati.

Pendapat saya metode pencarian yang paling efektif adalah dengan melakukan pergerakan sejajar dari puncak ke kalimati.
Garis kotak adalah batas area pencarian dari puncak menuju kalimati
Metode pergerakkan SRU
Dalam contoh kasus Misi SAR Argopuro, ada perbedaan dalam pola pencarian. Lokasi survivor terakhir umumnya diketahui, akan tetapi kemana arah pergerakan belum diketahui pasti (Faktor x tujuan).

Hal ini karena area pencarian sendiri luas serta tidak diketahui pergerakkan tujuan survivor. Umumnya metode pencarian paling efektif digunakan adalah camp in yang berpindah-pindah.
Tehnik Air Search Camp In untuk pencarian area luas

 Tehnik Confinement


Apabila seorang survivor mempunyai waktu untuk dapat menempuh jarak 10 km, maka jarak pencarian menjadi 314 km2. Dalam medan tertentu dimana 1 km2 area pencarian, mungkin dapat terjadi kesulitan dalam menyiapkan sejumlah regu pencari yang dibutuhkan untuk area seluas itu.
Mobilitas dan reaksi survivor

0 Comments:

Posting Komentar