Kontribusi Sherpa Pada Sejarah Awal Ekspedisi Himalaya & Karakoram

Macan Himalaya
Lonjakan ekspedisi kawasan Himalaya pada dekade 1920 - 1930 menciptakan kebutuhan untuk menyediakan staf dan pasokan yang dapat diandalkan, dan beberapa penjelajah Himalaya terkenal pada tahun 1927 mendirikan Club Himalaya.

Club ini berbasis di Simla, kaki bukit Himalaya di utara Delhi, dan memiliki cabang lokal di seluruh India Britania.

Tujuannya adalah untuk membantu eksplorasi daerah Himalaya dengan menyediakan keahlian dan logistik untuk pendaki dan penjelajah dari semua negara. Salah satu produknya adalah daftar Sherpa andal dari Darjeeling yang telah dapat memberikan service untuk ekspedisi sebelumnya.
Alexander Kellas

Orang pertama yang mengamati kemampuan luar biasa dari para Sherpa adalah seorang ahli kimia dan pendaki asal Skotlandia bernama Alexander Kellas, yang telah melakukan delapan ekspedisi ke Himalaya antara tahun 1909 - 1921.

Kellas menyelesaikan banyak pendakian lebih dari 6.000 meter, dimana pendakian pertama adalah Pauhunri 7.128 m, tahun 1911 dengan di sertai dua orang Sherpa yang tidak dikenal. Dan itu gunung tertinggi yang pernah didaki pada masa tersebut.

Kellas menghindari ekspedisi berskala besar, dan sebagian penjelajahannya hanya dengan dukungan segelintir Sherpa. Dia pasti memiliki beberapa kisah luar biasa, tetapi sayangnya dia sangat sedikit menulis tentang pencapaiannya.

Kellas lebih banyak menulis mengenai sains dan banyak pengamatan tentang efek ketinggian pada tubuh manusia, dan tercatat sebagai otoritas terkemuka dunia pada fisiologi ketinggian.

Kellas berkontribusi pada survey ekspedisi pengamatan Everest tahun 1921 George Mallory. Dia baru saja tiba dari ekspedisi Kabru di Sikkim. Dia datang terlambat dalam acara pesta di Darjeeling yang diadakan oleh Gubernur Benggala untuk menghormati tim ekspedisi Everest. Dia menderita sakit selama perjalanan ke Tibet.

Delapan belas hari dalam perjalanan dia menngalami serangan jantung dan akhirnya meninggal. Kellas dimakamkan dalam upacara singkat di Kampa Dzong. Mallory dan rekan satu timnya melanjutkan ekspedisinya. Kellas layak mendapatkan penghormatan, karena Sherpa merupakan wujud warisannya yang abadi.

Meski dalam sejarah awalnya Sherpa hanya dipekerjakan sebagai kuli angkut, namun yang terbaik diantaranya menjadi pendaki gunung. Sherpa dalam daftar resmi Himalayan Club dikenal sebagai Macan, dan sangat sedikit pendaki yang pernah mendaki puncak 8.000m tanpa bantuan Sherpa.

Salah satu legenda Sherpa adalah Tenzing Norgay, yang terlibat bersama Edmund Hillary dalam ekspedisi Everest tahun 1953.

Kangchenjunga 8.586 m
Akhir dekade 1920 -1930, terdapat berbagai misi ekspedisi puncak 8.000 meter. Pada tahun 1929, seorang pemuda Amerika bernama Francis Farmer mencoba ekspedisi Kangchenjunga secara ilegal dan meninggal di suatu tempat di South Ridge.

Ekspedisi Jerman yang terorganisasi dengan baik yang dipimpin oleh Paul Bauer mencapai 7.400 meter di North-East Spur sebelum terjebak badai.

Tahun berikutnya sebuah ekspedisi internasional yang dipimpin oleh Gunther Dyhrenfurth dari Swiss melakukan ekspedisi Kangchenjunga dari Nepal. Sebelum berangkat ke India, Dyhrenfurth dihubungi oleh ibu Francis Farmer yang mengatakan bahwa dia bermimpi melihat putranya ditawan di sebuah biara di lembah Yalung.

Dyhrenfurth berjanji untuk mencarinya, akan tetapi saat sampai di sana tidak ada tanda-tanda. Francis Farmer mungkin mati di South Ridge.
Gunter Dyhrenfurth
Tim Dyhrenfurth membuat sedikit kemajuan. Mereka mencoba melalui North Ridge tetapi kemudian menemukan lokasi itersebut merupakan longsoran neraka. Salah satu tim, yaitu Erwin Schneider, beruntung dapat selamat saat tebing es tersebut runtuh dan menghanyutkannya.

Dua belas Sherpa, dan salah satu anggota tim ekspedisi, bernama Chettan, juga tidak beruntung. Kematian Chettan memengaruhi moral. Tim memutuskan turun meninggalkan North Ridge.

K2 8.611 m
Pada 1930-an tim Amerika mengikuti jejak Duke of Abruzzi dengan melakukan dua usaha ekspedisi K2. Tapi tim Italia, mereka tidak punya pemimpin selain dari Duke Ellington, yang terpaksa harus mengundurkan diri.

Ekspedisi 1938 dipimpin oleh Charles Houston yang kemudian menjelajahi sisi selatan Everest pada tahun 1950 bersama dengan Bill Tilman.

Ekspedisi tersebut tercatat sukses. Houston bersama tiga orang pendaki berpengalaman, Bob Bates, Bill House dan Paul Petzoldt, mencoba membuka rute Abruzzi Spur. House mencapai House's Chimney yang sulit, sementara Petzoldt berhasil mencapai ketinggian 7.925 meter.

Sebaliknya ekspedisi 1939, dipimpin oleh Fritz Wiessner asal Jerman, yang telah menjadi warga negara AS empat tahun sebelumnya, tidak dapat dikatakan membanggakan.

Wiessner sendiri merupakan pendaki yang cerdas dan gigih, sedang anggota tim lainnya tidak, hanya Dudley Wolfe yang siap.

Wiessner dan Pasang Dawa Lama (Sherpa), berhasil mencapai 8.370 meter. Pada masa itu mencapai puncak 8.000 meter diperlukan dukungan kuat dari seluruh anggota tim. Tetapi tim Wiessner mungkin juga mendapat dukungan dari kru Marie Celeste.

Wolfe, ternyata hanya mencapai Camp 8 pada ketinggian 7.700 m, sementara Wiessner dan Pasang tetap berusaha mencapai puncak. Ketika kembali ke camp,ternyata tidak ada yang siap. Wolfe sakit parah. Mereka berhasil evakuasi menuju Camp 7, dan sementara meninggalkannya turun untuk meminta bantuan. Wiessner dan Pasang terpaksa harus turun ke base camp di ketinggian 5.400 m.
Sementara di Camp 7, tempat Wofe berada jauh dari bantuan dan kondisinya memburuk dengan cepat. Tiga Sherpa, yaitu Pasang Kikuli, Pasang Kitar dan Pintso, berangkat naik untuk menyelamatkannya, tetapi mereka tidak pernah terlihat lagi.

Nanga Parbat 8.125 m

Pendaki asal Jerman juga mengalami musibah pada puncak 8.000 meter lainnya, Nanga Parbat, mencatat Albert Mummery dan dua perwira Gurkha hilang pada tahun 1895.

Pada tahun 1932, Willy Merkl memimpin survey ekspedisi sukses dan mencapai ketinggian 7.000m di Nanga Parbat rute East Ridge. Dua ekspedisi selanjutnya yaitu 1934 dan 1937, tercatat 26 di antara mereka tewas. Pada ekspedisi 1934 salah satu anggota, Alfred Drexel, tewas karena pneumonia. Pada tanggal 8 Juli mereka terpaksa mundur dari Camp 8 dalam situasi badai.

Catatan :
Rombongan dari Sherpa, yaitu Pasang, Kitar, Da Thundup dan Pasang Kikuli, akhirnya tewas saat evakuasi penyelamatan Dudley Wolfe pada ekspedisi K2.

Anggota tim lain tewas pada waktu dan tempat yang berbeda berlangsung tujuh atau delapan hari (tidak ada yang tahu pasti).

  • Nima Norbu tewas dalam bivak di Camp 8 pada malam ke-8.
  • Ulrich Wieland tewas beberapa meter dari Camp 7 pada H-9.
  • Nima Dorje dan Nima Tashi tewas di atas Camp 5 pada H-10.
  • Pinzo Norbu tewas beberapa meter dari tenda.
  • Dakshi tewas pada hari yang sama dalam bivak di atas Camp 7.
  • Willo Welzenbach tewas dalam tenda di Camp 7 pada H-12.
  • Willy Merkl ambruk di area sadel Rakhiot, di bawah Camp 7 pada H-13. Gaylay yang bersamanya, diyakini juga tewas H-15 atau H-16.
Sejarah awal ekspedisi Himalaya dan Karakoram dipandang hanya sebagai kompetisi perlombaan antara Eropa dan Amerika untuk menjadi negara pertama yang mencapai puncak 8.000 m.

Tetapi seperti pada kenyataannya, tidak satu pun dari ekspedisi tersebut dapat berjalan tanpa bantuan Sherpa, yang sering membayarnya dengan nyawa mereka.

Diolah dari berbagai sumber

0 Comments:

Posting Komentar