Sejarah Carstensz Pyramid Puncak Tertinggi Australia - Oseania

Sejarah ekspedisi Carstensz Pyramid penuh dengan tantangan. Salah satunya adalah medan hutan yang sulit di tembus, konfrontasi dengan suku setempat yang saat itu masih memiliki kecenderungan kanibalistik, tidak adanya peta dan informasi, bahaya Perang Dunia Kedua, sampai masalah terbaru dengan gerakan Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Meskipun demikian, saat ini dimungkinkan untuk sampai ke base camp dengan menggunakan helikopter. Dapat dikatakan bahwa hal tersebut bukan masalah lagi.
Carstensz Pyramid 4.884 M.dpl - foto: mountaintrip.com
Kehadiran tambang emas terbesar di dunia (Grasberg), keengganan Freeport Indonesia, dan birokrasi yang sulit, menjadikan Carstensz sebagai salah satu proses paling sulit dalam perijinan administrasi dari Seven Summits.

Bila memakai jasa helikopter akan sangat mahal, dan perjalanan dari bandara terdekat memakan waktu enam hari, dan juga diperlukan izin khusus. Carstenz sering di tutup untuk semua kegiatan ekspedisi dalam jangka waktu yang lama.

Terakhir kali terjadi antara tahun 1995 hingga Juli 2005. Jika tidak memiliki izin khusus yang diperlukan, helikopter juga tidak akan membantu. Pilot tidak diizinkan untuk membawa ke pesawat karena perusahaan mereka akan kehilangan izin terbang di Papua.

Ekspedisi Belanda tahun 1936
Usaha untuk mendaki puncak tertinggi di Papua, pernah dilakukan sebelum Perang Dunia Kedua. Pada tahun 1936 Royal Dutch Geographical Society mensponsori sekelompok pendaki yang dipimpin oleh Colijn. Akan tetapi mereka salah, bukan mendaki Carstensz Pyramid, namun Ngga Pulu, yang dianggap tertinggi pada saat itu.
Sumantri (tengah), Ngga Pulu (kanan) dari puncak Carstensz - foto by Christian Stangl flickr
Gletser di kawasan tersebut telah menyusut secara substansial, dan akibatnya, Carstensz yang berbatu terlihat lebih tinggi. Pada dekade 1960-an, ekspedisi Carstensz Pyramid kembali dilakukan.

Heinrich Harrer - Pendaki pertama Carstensz - 1962
Pendaki gunung pertama yang berhasil mencapai puncak Carstensz adalah Heinrich Harrer (Austria). Tepatnya pada tanggal 13 Februari 1962. Pendaki lainnya yang terlibat pada tim ekspedisi adalah Russell Kippax dan Albert Huizenga.

Cerita Heinrich Harrer selama Perang Dunia Kedua, dan pertemuannya dengan Dalai Lama muda, dan hal ini digambarkan dalam film "Seven Years In Tibet".
Heinrich Harrer
Heinrich Harrer menulis buku terlaris tentang ekspedisinya "I come from the Stone Age". Di dalamnya dia memberikan deskripsi pendakian pertamanya di Carstensz Pyramid, dan dia juga menggambarkan semua puncak sekitarnya. Sebagian besar buku ini ditujukan untuk kunjungannya di Papua. Terlepas dari semua petualangan yang telah dia temui semasa hidupnya, Heinrich Harrer meninggal pada usia 93 tahun, pada tanggal 7 Januari 2006 di Austria.

Carstensz Vs Reinhold Messner
Dick Bass adalah orang yang menemukan proyek Seven Summits? mendaki tujuh puncak tertinggi dari tujuh benua (berarti secara geografis tidak secara geologis). Tujuh puncaknya adalah Everest - Asia, Aconcagua - Amerika, Denali / Mc Kinley - Alaska, Kilimanjaro - Afrika, Elbrus - Eropa, Vinson Massif - Antartika, Kosciusko - Australia.
Reinhold Messner
Namun ada beberapa keraguan tentang Australia. Puncak tertinggi Australia adalah Mt. Kosciusko, yang bisa dijangkau oleh wisatawan. Reinhold Messner, orang kedua yang menyelesaikan proyek Seven Summits (tidak lama setelah Dick Bass), memasukkan Carstensz Pyramid dalam proyek tersebut. Dia menganjurkan meninggalkan Kosciusko. Alasan yang dikemukakan oleh Messner, adalah bahwa Carstensz Pyramid adalah gunung tertinggi di Australia dan Oseania.

Hal ini membagi pendaki menjadi dua kubu, Kosciusko dan Messner. Terlepas dari mana dari dua gunung yang termasuk dalam 7 Puncak, Carstensz Pyramid menjadi puncak delapan ekspedisi Seven Summit. Bila tidak ke Catstenz, ekspedisi Seven Summit dianggap belum selesai. Ini adalah alasan mengapa sekarang Carstensz Pyramid menjadi tujuan.

Diolah dari berbagai sumber

0 Comments:

Posting Komentar