Dataran paling tinggi di Propinsi Sumatera Selatan ini menyimpan sejuta pesona keindahan alam yang eksostis. Hamparan kebun teh, udara sejuk serta banyaknya air terjun membuat Kota Pagar Alam menjadi salah satu destinasi wisata favorit bagi mereka yang menyukai panorama alam pegunungan.
Gunung Dempo (3.159 m), merupakan puncak tertinggi ketiga di Pulau Andalas. Menjulang angkuh menembus batas langit biru. Seakan hendak berbisik lirih pada jiwa, mengelitik memanggil para penggiat alam bebas datang mengapai puncaknya.
![]() |
Lokasi Gunung Dempo - Second edition AMS 4 (1:250.000) 1943 |
Perjalanan dari Kota Palembang berjarak 283 km dan di tempuh sekitar 8-9 jam. Melalui Kota Prabumulih dan Kota Lahat sebelum akhirnya tiba di tujuan akhir yaitu kawasan kebun teh Pagar Alam. Angkutan umum yang di gunakan adalah bus kecil seukuran metro mini.
![]() |
Peta perjalanan dari Palembang menuju Pagar Alam - 283 km |
Apabila sampai tujuan hari masih terang, biasanya berhenti sampai di pasar yang terletak di pusat Kota Pagar Alam. Namun jika hari sudah malam, biasanya bus mau mengantarkan sampai ke tujuan. Tapi ini tentu tergantung negoisasi.
![]() |
Gerbang Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan |
Umumnya akan diantarkan sampai ke rumah pak Anton, yang lazim dijadikan sebagai basecamp untuk bermalam baik sebelum maupun sesudah pendakian. Disini sudah disediakan pondok khusus cukup untuk menampung sekitar 15 orang.
![]() |
Pak Anton, Pagar Alam, Dempo |
Basecamp relatif nyaman dan cukup bayar seikhlasnya saja untuk bermalam. Pak Anton sendiri memang suka kegiatan outdoor. Beliau ramah dan senang jika ada yang mampir untuk sharing pengalaman.
![]() |
Pesona Pagar Alam |
Terdapat dua rute pendakian konvensional yang umum di lalui. Yaitu rute Kampung IV dan rute Rimau. Secara garis besar kedua rute hanya beda pada letak titik awal pendakian dan punggungan saja.
Rute Kampung IV titik awal (1.575 m), sedang untuk rute Rimau titik awal lebih tinggi (1.855 m). Mau lewat mana, tentu kembali ke selera masing-masing.
![]() |
Peta Jalur Gunung Dempo (Rute Tugu Rimau dan Kampung lV) |
Perjalanan menuju Kampung IV (Dusun Mekar Jaya), yang merupakan kampung terakhir, membutuhkan waktu sekitar 2 jam melalui hamparan perkebunan teh yang sangat luas.
Untuk mencapai Pintu Rimba sendiri masih harus berjalan lagi selama 1 jam. Yang dikatakan Pintu Rimba sebenarnya batas antara wilayah kawasan ladang dengan kawasan rimba belantara.
![]() |
Perkebunan teh Pagar Alam |
Titik awal pendakian - Rute Kampung IV |
![]() |
Plang Pintu Rimba - Rute Kampung IV |
Track menuju Shelter 1 relatif landai dengan jalur masih terlihat jelas. Sepanjang lintasan akan terlihat marking atau tanda petunjuk arah.
Setelah berjalan menanjak 2 jam lebih melewati hutan dan beberapa pohon tumbang, maka selanjutnya akan tiba di Shelter 1. Lokasi camp terbilang lapang dan dapat menampung sekitar 3-4 tenda. Sumber air terdapat tidak jauh di sebelah kanan jalur.
![]() |
Shelter 1 - Rute Kampung IV |
Shelter I menuju Shelter II yang akan memakan waktu sekitar 2 jam lebih. Menyusuri jalur yang sudah ada, dimana hanya pepohonan tinggi. Terdapat Tanjakan Dinding Lemari. Harus ekstra hati-hati untuk memanjat track curam ini.
![]() |
Shelter 2 - Rute Kampung IV |
Pada Shelter 2 juga terdapat sumber air yang cukup melimpah dengan aliran air bersih dan jernih. Lokasi Shelter II cukup untuk menampung sekitar 5-6 tenda.
Kerapatan kontur menuju summit masih tetap rapat. Tanjakan terakhir tak kalah beratnya. Butuh perjuangan selama satu jam lebih. Untungnya terdapat banyak akar di dinding sebagai bonus pegangan tangan.
![]() |
Dempo Summit 3.159 m |
Dari puncak turun menuju pelataran tidak begitu jauh. Sekitar 10 menit sudah dapat tercapai. Umumnya lokasi ini menjadi lokasi camp paling favorit di Gunung Dempo.
Pelataran Alun Alun dengan latar belakang Merapi Dempo |
Merapi Dempo 3.173 m |
Menuju Puncak Merapi Dempo dibutuhkan waktu 15-20 menit. Dari puncak dengan ketinggian 3.173 m ini pesona kaldera berwarna hijau kebiruan dan jajaran bukit barisan terlihat begitu indah dan mempesona di kejauhan.
Edisi mengenang pendakian waktu itu
Editor by : Ludfi Arief Budiman
0 Comments:
Posting Komentar