Biografi Dewa Gunung Dunia - Reinhold Messner

Dilahirkan 17 September 1941 di Bixen, Italia, Messner dibesarkan di Tyrol Selatan. Messner selalu memiliki gairah petualangan alam bebas. Sejak kecil dia sering mendaki gunung Alpen, hingga lambat laun cintanya pada gunung pun tumbuh subur.
Reihold Messner semasa kecil
Joseph Messner, ayahnya, adalah seorang guru dan dia juga yang membimbing Reinhold kecil saat pendakian pertamanya saat baru berusia lima tahun.

Saudara kandung Reinhold Mesnner
Reinhold memiliki keluarga besar dengan delapan saudara lelaki dan satu saudara perempuan. Dia berbicara bahasa Italia, Jerman, dan Inggris. Pada usia 13, Reinhold mulai mendaki dengan adiknya, Gunther.
Mereka berdua berbagi kesukaan akan pendaki gunung dan ketika mereka mencapai usia dua puluhan, baik Reinhold dan Gunther tercatat memiliki reputasi sebagai pendaki gunung terbaik di Eropa.
South Tyrol, Italy
Sejarah Reinhold Messner
Reinhold Messner melakukan berbagai ekspedisi dan menjadi pendaki pertama yang menyelesaikan 14 peaks of eight thousanders (8.000 ers - Himalaya - Karakoram). Dia memiliki beberapa penghargaan dan catatan atas namanya, yang membuatnya menjadi salah satu pendaki terbaik yang pernah ada, dan dia juga tercatat sebagai orang pertama yang mendaki Everest tanpa menggunakan oksigen tambahan.

Ekspedisi Nanga Parbat - Pakistan
Pada tahun 1970 Messner melakukan ekspedisi 8.000 ers. Pendakian ini melibatkan saudaranya Gunther, dan itu berhasil. Sayangnya ketika turun melalui Diami facer, Gunther tewas dan Reinhold kehilangan enam jari kakinya karena radang dingin.

Kenangan Reinhold Messner dan Günther Messner saat ekspedisi Nanga Parbat 1970
Reinhold menghadapi banyak kritik karena membawa saudaranya ke dalam ekspedisi ini, karena Gunther tidak memiliki banyak pengalaman seperti dirinya.

Ekspedisi tahun 1970 ke Nanga Parbat melalui Rupal face, yang merupakan dinding batu tertinggi di dunia. Sebelum ekspedisi ini, hanya satu orang yang memanjat Nanga Parbat, tetapi dari Diamir face. Mereka berhasil mencapai puncak, tetapi saat turun melalui Diamir face, dia kehilangan adiknya Gunther yang tewas terjebak dalam longsoran salju.

Messner berhasil bertahan hidup dan mengalami radang dingin yang parah. Dia kehilangan tujuh jari kakinya dalam proses itu. Messner tercatat juga melakukan pendakian solo ke Nanga Parbat melalui Diamir face pada tahun 1978, dimana hal ini secara tehnis sangat sulit untuk dilakukan.
Nanga Parbat 1978, pendakian solo
Reinhold menghadapi banyak kritik karena melibatkan saudaranya dalam ekspedisi tersebut. Gunther di nilai tidak memiliki banyak pengalaman seperti dirinya. Pada tahun 1971 Reinhold kembali ke Nanga Parbat untuk mencari saudaranya, tetapi tidak berhasil. Dan tahun 2005 Gunther ditemukan setelah cuaca hangat telah melelehkan salju di sana.

Pada 1979 Messner mendaki K2 di Karakoram, gunung tertinggi kedua di dunia, dan pada 1980 ia menjadi orang pertama yang melakukan pendakian solo Everest. Kangchenjunga berikutnya, selanjutnya mencapai Gasherbrum II, dan Broad Peak.

Mendaki tiga gunung dalam satu musim, katanya kepada Murphy, membuat Messner berpikir "itu mudah, atau setidaknya itu mungkin, bagi satu manusia untuk mendaki semua gunung tertinggi di dunia ... seumur hidup"

Pada tahun 1985 dia mendaki Annapurna dan Dhaulagiri. Setiap gunung menghadirkan tantangan baru bagi Messner, terlepas dari keberhasilannya sebelumnya. Dia berusaha naik Makalu tiga kali, akhirnya mengatakan kepada wartawan Time, "Anda bisa melakukan dua puluh hingga dua puluh lima langkah, dan Anda harus berhenti sebentar dan bernapas dalam-dalam sepuluh hingga dua puluh kali".

Pada tahun 1986 dia dan rekannya Hans Kammerlander mendaki Lhotse, menjadikan Messner orang pertama yang menyelesaikan 14 puncak "eight-thousander" atau disebut juga sebagai "Mahkota Himalaya".

Seorang kontributor Economist berkomentar bahwa banyak pendaki sejak berspekulasi bahwa upaya obsesif Messner untuk mencapai semua puncak tertinggi di dunia adalah "akibat atas kematian Gunther", tetapi juga mencatat bahwa Messner membantahnya.

Namun, sang kontributor menambahkan, "Pendakian yang tragis itu tidak diragukan lagi mengajarkan kepadanya tentang garis tipis yang ada antara kesuksesan dan kegagalan, kehidupan dan kematian, di pegunungan — dan karenanya mempersiapkan mentalnya untuk tiga belas puncak yang tersisa".

Reinhold Messner tercatat menjadi orang ketiga di dunia yang menyelesaikan "Seven Summits - Tujuh Puncak Benua". Dia juga tampil dalam film - The Dark Glow of the Mountains.

Messner juga melakukan perjalanan melintasi Greenland, melintasi Antartika, dan melintasi Samudra Arktik ke Kutub Utara. Dia juga menulis lebih dari 30 buku tentang eksploitasi.

Ekspedisi Everest
Pada 1978 Messner dan Habeler mendaki Everest, tanpa oksigen tambahan. Mereka memulai upaya pertama mereka pada 21 April, tetapi dua hari kemudian Habeler ternyata sakit keras akibat keracunan makanan.

Messner berangkat dengan dua pria lokal keesokan paginya, tetapi mereka dikalahkan oleh badai dahsyat dengan suhu 40 derajat di bawah nol dan angin 125-mph selama dua hari. Akibat kelelahan, Messner berbalik dan berhasil kembali ke base camp.

Habeler mencoba mempertimbangkan menggunakan oksigen, tetapi Messner mengatakan dia tidak akan menggunakannya dan juga tidak akan naik dengan siapa pun yang melakukannya, karena dia ingin membuat rekor. Habeler menyerah, dan pada 6 Mei mereka kemudian berangkat lagi.

Mereka naik secara bertahap, bergerak naik ke Camp II di 7.200 meter, selanjutnya South Col di 7.986 meter. Mereka mulai mengalami efek kekurangan oksigen, sakit kepala, penglihatan ganda, dan tidur, namun karena kebutuhan untuk menghirup udara membuat mereka tetap terjaga.
Everest Summit 1978

Everese Summit 1980, pendakian solo tanpa tabung oksigen
Pada 8 Mei, mereka telah siap untuk melakukan pendakian. Udara sangat tipis sehingga mereka tidak bisa berbicara. Mereka menggunakan sinyal tangan untuk berkomunikasi untuk menghemat napas. Butuh waktu dua jam untuk berpakaian, dan butuh empat jam untuk naik ke Camp V setinggi 8.500 meter.

Meskipun cuaca sedang tidak mendukung, mereka tetap melanjutkan naik. Faktor kekurangan oksigen membuat mereka harus berbaring setiap beberapa langkah untuk bernapas dan mendapatkan kembali kekuatan. Sekitar pukul satu dan dua siang, akhirnya puncak akhirnya berhasil di capai.

Habeler kemudian dikutip dalam Outthere.com ketika menulis bahwa "wajah Messner berkerut, mulutnya terbuka lebar terengah-engah saat menghirup udara ... Wajahnya sangat pucat. Cadangan fisik kita benar-benar habis. Kita hampir tidak memiliki kekuatan untuk berjalan sepuluh langkah".

Messner kemudian ingat ketika dia berdiri di puncak, dia merasa seperti "paru-paru terasa sempit dan terengah-engah, mengambang di atas kabut dan puncak".

Bertemu Yeti
Pada tahun 1999 dia menerbitkan bukunya yang kontroversi "My Quest for the Yeti". Dia menggambarkan pertemuannya dengan Yeti, atau "manusia salju" dari Himalaya. Dia yakin ini sebenarnya jenis makhluk langka. Dia menghabiskan 15 tahun meneliti buku dengan melakukan perjalanan di seluruh Himalaya, dan sebelum dia melihatnya sendiri, dia menganggap cerita tentang keberadaan mereka sebagai omong kosong. Namun di suatu malam, pada tahun 1986 Messner bertemu.

Seperti yang dikatakan Messner pada Ted Chamberlain di National Geographic Adventure, dia tidak langsung berpikir itu adalah yeti. "Aku hanya melihat dan berpikir, Apa itu? Tapi aku tidak bisa melihat warna atau wajah. Aku hanya bisa melihat bayangan karena sudah sangat terlambat".

Pagi berikutnya dia menemukan jejak kaki di salju, menyerupai jejak seperti yang di lihat para penjelahah sebelumnya yang mengklaim bahwa itu adalah jejak yeti. Jejak kaki itu kelihatannya seperti binatang berkaki dua, tetapi Messner kemudian mengetahui bahwa itu seperti spesies beruang coklat Tibet tertentu yang berjalan tegak di salju dengan meletakkan kaki belakangnya ke lubang yang ditinggalkan oleh bagian kaki depannya, sehingga jejaknya terlihat seperti kiri.

Ketika ditanya mengapa penduduk setempat tidak mengidentifikasi yeti sebagai beruang, Messner berpendapat bahwa beruang itu adalah hewan malam, sangat berbahaya dan menakutkan, dan penduduk setempat tidak keluar pada malam hari, sehingga jarang melihatnya. Messner pernah mendekat pada jarak 20 meter dari beruang Tibet yang sedang tidur, di mana penduduk setempat mengidentifikasinya sebagai yeti.

Warisan Messner
Messner membuat rumah di sebuah kastil abad pertengahan di Italia utara. Seorang anggota parlemen Eropa, menjelaskan kepada Paul Deegan dalam Geographical bahwa "Parlemen Eropa tidak memiliki kekuatan, hanya dapat memberikan panduan kepada komisi dan dewan menteri".

Dia telah menggunakan posisinya di ranah politik dan berbicara atas nama Tibet, yang mengalami invasi dan penindasan sejak tagun 1940-an oleh pemerintah Tiongkok.

Teknik pendakian Messner menginspirasi pendaki gunung di seluruh dunia. Menurut Murphy in Time, pendaki Everest , Chris Bonington, mencatat tentang Messner, "Ada dinding yang disebut 'tidak mungkin' . Lalu satu orang yang memiliki imajinatisi melompati dinding itu".

Messner memiliki pandangan berbeda, mengatakan kepada Genovagando,
"Saya adalah orang yang hidup normal. Pendakian gunung hanya cara untuk menguji diri saya. Saya selalu pergi ke tempat bahaya dan untuk menguji keterampilan saya Membuat kemajuan adalah impian saya. Dan itu adalah mimpi yang membuat saya tetap terjaga" 
Track record eight-thousander
  • 1970 : Nanga Parbat (8.125 m)
  • 1972 : Manaslu (8.156 m)
  • 1975 : Gasherbrum I (8.068 m)
  • 1977 : Dhaulagiri (8167 m)
  • 1978 : Gunung Everest (8846 m), Nanga Parbat (8.125 m)
  • 1979 : Qogir (8611 m)
  • 1980 : Gunung Everest (8.846 m)
  • 1981 : Shisha Pangma (8.012 m)
  • 1982 : Kanchenjunga (8.598 m), Gasherbrum II (8.035 m), Broad Peak (8.048 m), Cho Oyu (8.201 m - gagal)
  • 1983 : Cho Oyu (8.201 m)
  • 1984 : Gasherbrum I (8.068 m) dan Gasherbrum II (8.035 m) tanpa kembali ke base camp
  • 1985 : Annapurna (8.091 m), Dhaulagiri (8.167 m)
  • 1986 : Makalu (8.485 m), Lhotse (8.516 m)
Diolah dari berbagai sumber

0 Comments:

Posting Komentar