Tampilkan postingan dengan label Materi Outdoor. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Materi Outdoor. Tampilkan semua postingan

Kenali Diri Serta Ukur Batas Kemampuan Sebelum Menjelajahi Alam

Altitude sickness umumnya terjadi pada sebagian orang saat berada diatas ketinggian 2.500 m.dpl. Pada ketinggian tersebut tekanan udara mulai menurun dan kadar oksigen makin menipis. Disini perlu aklimatisasi agar dapat adaptasi dengan lingkungan setempat.

Gunung yang menjadi target pendakian di Indonesia umumnya dibawah 4.000 m.dpl, dengan bertipikal gunung statovulcano dan non stratovulcano.

Tentu saja Gunung Kerinci 3.805 m.dpl, di perbatasan Jambi - Sumatera Barat, menjadi titik tertinggi, sementara Gunung Leuser 3.466 m.dpl, di Aceh, tercatat sebagai trekking terpanjang di Indonesia.

Walau Carstensz Pyramid 4.884 m.dpl, juga berada di Papua, Indonesia, namun tentu tidak semua mampu membiayai ekspedisi ke salah satu target Seven Summit dunia tersebut.

Hampir semua target pendakian di Indonesia menggunakan teknik Hill Walking, atau menyusuri jalur setapak dari titik bawah hingga puncak. Terkecuali Gunung Raung 3.332 m.dpl (via Kalibaru), dimana teknik Scrambling atau kata lain penggunaan alat dibutuhkan untuk menambah ketinggian.

Bahaya seperti Hypothermia dan Acute Mountain Sickness (AMS), dapat diminimalisir, tentunya dengan pengetahuan dan peralatan.

Kuncinya adalah harus rutin berolahraga dan selalu berlatih bila mau aman saat aktivitas di alam bebas.

Bila semua unsur telah siap, akan tetapi musibah tetap terjadi, itu adalah faktor X atau faktor diluar kekuasaan manusia. Itulah alasan mengapa kita tidak boleh sombong saat berhadapan dengan alam.

Jadi sebaiknya kenali terlebih dahulu diri sendiri dan ukur batas kemampuan sebelum memutuskan menjelajahi alam.


Faktor Altitude - Oksigen Dan Bahaya Acute Mountain Sickness

Dataran pegunungan merupakan tempat yang ekstrim. Bagi yang terbiasa tinggal pada dataran rendah dibutuhkan adaptasi bagi tubuh agar dapat menyesuaikan diri pada ketinggian.

Semakin tinggi dari permukaan laut, maka semakin rendah kadar oksigen yang terkandung dalam udara. Artinya dalam satu tarikan nafas, kadar oksigen yang dibutuhkan bagi tubuh semakin berkurang.
Oksigen sangat dibutuhkan tubuh untuk membakar kalori untuk dapat menghasilkan energi serta menjaga stabilitas organ tubuh, otak, dan pergerakan.

Bergerak menuju permukaan yang lebih tinggi secara terburu-buru tanpa melakukan aklimatisasi dapat memicu penyakit ketinggian seperti Acute Mountain Sickness (AMS).

Acute Mountain Sickness (AMS) terjadi ketika naik ke ketinggian terlalu cepat, umumnya akan terasa di atas 3.000 m.dpl.
Oxygen Level at Altitude
Altitude
O2 %
Sea Level
100%
1000 meter / 3281 ft
88%
2500 meter / 8202 ft
73%
3000 meter / 9843 ft
68%
3500 meter / 11.483 ft
64%
4000 meter / 13.123 ft
60%
4500 meter / 14.764 ft
57%
5000 meter / 16.404 ft
53%
5500 meter / 18.044 ft
50%
6000 meter / 19.685 ft
47%
6500 meter / 21.320 ft
44%
7000 meter / 22.966 ft
41%
8000 meter / 26.247 ft
36%
8848 meter / 28.028 ft
33%
Pada altitude 5.490 meter (18.000 kaki), ketersedian oksigen hanya ada setengah dari yang ada di permukaan laut. Jadi mengapa Eight-thousander 8.000ers di Himalaya dan Karakoram di katakan sebagai zona kematian "death zone", jawabannya adalah karena tipisnya faktor oksigen.

Apa yang terjadi pada tubuh?
  • Tubuh berusaha beradaptasi untuk memiliki oksigen dengan meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan, serta detak jantung.
  • Cairan menumpuk di antara sel-sel di otak, paru-paru atau keduanya, menciptakan gejala ringan hingga berat.
  • Gejala ringan termasuk sakit kepala, kehilangan nafsu makan, mual, kelelahan, susah tidur dan pusing.
  • Gejala-gejala ini biasanya diselesaikan dengan menghabiskan satu atau dua malam ekstra pada ketinggian yang sama.
  • Jika gejalanya memburuk, diperlukan penurunan ketinggian.
  • Jika Anda beristirahat pada ketinggian yang sama dan gejala Anda memburuk, maka Anda juga perlu turun.
  • Gejala AMS yang lebih serius termasuk peningkatan kelelahan, sakit kepala parah, muntah, kehilangan koordinasi, sesak napas, dan batuk.
  • Gejala-gejala yang sangat berbahaya ini disebut edema serebral (atau HACE) ketinggian tinggi. Mereka dapat menyebabkan ketidaksadaran dan kematian dalam waktu 12 jam.
  • Meningkatnya napas, batuk, dan kelelahan juga bisa menjadi tanda-tanda ketinggian tinggi edema paru atau HAPE. Kondisi ini dapat dengan cepat terbukti berakibat fatal jika diabaikan.
  • Depresi pernapasan (melambatnya pernapasan) dapat disebabkan oleh berbagai zat, dan mungkin menjadi masalah pada ketinggian.
Yang harus dilakukan jika mengalami gejala ringan:
  • Jika mengalami gejala ringan, berhentilah dan rileks (dengan kepala tidak terkena sinar matahari) dan sering-seringlah minum cairan.
  • Berhentilah dan istirahatlah lagi dan ambil 125-250mg Diamox, biasanya diperlukan waktu satu hingga empat jam untuk menjadi dingin.
  • Ambil 125-250mg Diamox di malam hari dan minum banyak cairan.
  • Jika merasa sedikit lebih baik, jangan biarkan mengambil tindakan pencegahan pada saat itu, ambil 250mg Diamox 6-8 jam kemudian.
  • Jika gejalanya terus memburuk, cobalah turun, aklimatisasi dan naik lagi.
Gejala-gejala AMS serius:
  • Sakit kepala persisten dan parah.
  • Muntah yang persisten.
  • Ketidakmampuan berjalan dalam garis lurus dan membuat penderitanya terlihat seperti mabuk.
  • Kehilangan kesadaran.
  • Kebingungan mental.
  • Suara cairan di paru-paru.
  • Sulit bernafas.
  • Napas cepat atau merasa sesak napas saat istirahat.
  • Batuk cairan bening, dahak merah muda atau darah (pertanda sangat buruk).
  • Wajah dan bibir tampak kebiru-biruan.
  • Detak jantung istirahat tinggi (lebih dari 130 denyut per menit)
  • Gejala ringan dengan cepat akan semakin buruk.
High Altitude Cerebral Edema (HACE), kasus berbahaya AMS
Jika, gejala-gejala yang disebutkan memburuk dan dia tidak dapat melakukan tindakan pencegahan, seseorang dapat mati dalam jangka waktu 12 jam, tetapi jika segera mengambil tindakan pencegahan, dibutuhkan satu atau dua hari untuk sembuh.

Karena itu, jika mendapat gejala seperti itu, lebih baik segera mengambil oksigen dan turun. Biasanya 4 sampai 8mg deksametason diberikan sebagai dosis pertama bagi mereka yang menderita penyakit seperti itu dan kemudian 4mg Diamox diberikan celah setiap enam jam. Demikian pula, 2-4 liter / menit oksigen diberikan dan seseorang dibawa turun jika perlu.

Edema Paru Ketinggian (HAPE)
Ini adalah kasus yang serius, jika mendapatkan gejala yang disebutkan di atas lebih buruk, lebih jauh lagi, jika menumpuk cairan di paru-paru dan demam ringan, dan kemudian, ada kemungkinan Edema Paru-paru Ketinggian (HAPE).
Perawatannya, salah satunya adalah memberi oksigen pada kecepatan 4 liter per menit, menggunakan Portable Altitude Chamber (PAC).
Jika tidak ada kantong PAC atau oksigen maka lakukan evakuasi ke dataran rendah. HAPE juga dapat menyebabkan ketidaksadaran dan kematian dalam waktu singkat.

Pencegahan Penyakit Gunung Akut (AMS)
  • Buat waktu yang cukup untuk aklimatisasi (Setelah 3.000 meter).
  • Jangan naik dengan cepat.
  • Jangan menggunakan alkohol, obat tidur, dan merokok.
  • Minum lebih banyak cairan 3-4 liter sehari, berikan air matang / teh / kopi / sup / jus, dan lain sebagainya.
  • Naik tinggi dan kurang tidur.
  • Jangan trekking sendiri, pakai guide berpengalaman / porter.
  • Ikuti saran dari pemandu, penduduk lokal, buku panduan.
  • Turun jika gejala ringan dengan cepat semakin buruk.
  • Jangan pernah meninggalkan atau evakuasi orang sakit.
  • Hindari kedinginan.
  • Ambil rute trekking yang mudah dan nyaman meskipun lebih lama.
  • Tidur lebih dari normal.

Penanganan Korban Saat Kegiatan Alam Bebas

Untuk survive seorang adventure harus memiliki air dan makanan. Selain itu harus mampu memahami dan mengaplikasikan disiplin ilmu yang di miliki.

Kesehatan Personal
Dalam situasi apa pun, kebersihan merupakan faktor penting untuk mencegah infeksi dan penyakit. Higienitas yang buruk dapat mengurangi kesempatan untuk survive. Menjaga kebersihan tubuh merupakan prioritas.

Cukup Istirahat
Dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk melakukan relaksasi total, istirahat selama sepuluh menit dalam setiap jamnya dapat membantu menyegarkan tubuh dan pikiran.

Menjaga Kebersihan Camp
Jaga kebersihan shelter atau camp. Jangan buang air sembarangan dan jangan kotori camp dengan urine atau kotoran. Pastikan kita melakukan buang air pada lokasi yang jauh dari camp.

Pengobatan Darurat
Dalam menghadapi masalah medis, seorang penolong wajib mengendalikan rasa panik. Berusaha bersikap sewajarnya dan cobalah untuk membuat korban tenang. Hal ini dapat membantu mempermudah proses pengobatan.
Pingsan
Hilangnya kesadaran diri atau pingsan dapat disebabkan oleh beberapa hal.

Pingsan Biasa
  • Baringkan korban pada tempat yang datar dan teduh.
  • Posisikan kepala korban lebih rendah dari kaki sekitar 30 centimeter.
  • Longgarkan pakaian dan pengikat tubuh agar udara mudah mengalir pada tubuh dan pernafasan tidak terganggu. Jika korban muntah, segera miringkan kepala korban agar pernafasan tidak terganggu.
  • Kompres kepala korban dengan kain basah yang dingin.
  • Berikan aroma amoniak di bawah hidung korban.
Pingsan Karena Panas
Berada pada lokasi yang memiliki temperatur ekstrim dapat membuat tubuh bekerja ekstra keras. Bagi sebagian orang yang tidak terbiasa dapat berakibat pingsan. Gejala pingsan di karenakan panas yaitu :
  • Keringat yang mengalir cukup banyak
  • Rasa mual kemudian muntah
  • Kepala terasa pusing
Tindakan yang harus dilakukan adalah dengan memberikan pertolongan seperti penanganan pingsan biasa. Dan setelah korban sadar berikan cairan gula dan garam atau oralit untuk mengganti cairan tubuh yang hilang agar korban tidak dehidrasi.

Pingsan Akibat Matahari
Berdiri atau bergerak dibawah matahari terlalu lama dapat menyebabkan dehidrasi dan pingsan. Dikarenakan dehidrasi, kemampuan tubuh untuk mengeluarkan keringat dapat menurun sehingga panas tubuh tidak dapat diturunkan. Gejalanya yaitu :
  • Keringat yang keluar berhenti secara mendadak dan udara sekitar terasa lebih panas
  • Wajah tampak merah dan nafas yang semakin cepat dan dangkal yang menandakan suplai oksigen ke otak belakang menurun.
  • Kulit terasa kering dan suhu tubuh meningkat hingga 40° - 41° Celcius.
  • Tubuh terasa lemah, sakit kepala, kesulitan untuk berjalan dengan tegak dan pingsan.
Pingsan Akibat Lapar
Kesulitan untuk mendapatkan makanan dalam kondisi survival dapat menjadikan tubuh melemah dan pingsan di karenakan berkurangnya zat gula dalam darah sebagai pemicu energi. Gejala pingsan yang ditimbulkan karena lapar yaitu :
  • Tubuh terasa dingin dan berkeringat
  • Kondisi tubuh melemah
  • Pandangan yang gelap dan berkunang-kunang
Tindakan yang harus dilakukan adalah dengan memberikan pertolongan seperti penanganan pingsan biasa. Dan setelah korban sadar berikan minuman hangat dan manis sebagai masukan energi.

Luka
Luka terbuka merupakan hal yang serius dalam keadaan survival, kerusakan kulit, kehilangan darah dan infeksi dapat membahayakan.

Jauhkan atau potong pakaian dari area luka. Bersihkan luka secara menyeluruh. Bilas (jangan digosok) luka dengan dengan air. Jika tidak ada air, kita dapat menggunakan urine. Membiarkan luka agar kering dengan sendiri merupakan tindakan yang aman dalam kondisi survival. Tubuh secara natural akan menyembuhkan luka
Balut luka menggunakan perban atau kain steril dan ganti setiap hari

Jika luka terbuka cukup lebar, kita dapat menggunakan plester kupu-kupu untuk menyatukan kedua ujung luka

Dalam kondisi survival, infeksi pada luka merupakan hal yang tak dapat terelakkan. Jika luka mengalami infeksi.
  • Kompres luka menggunakan kain basah hangat selama 30 menit. Lakukan hal ini sebanyak 3 sampai 4 kali sehari
  • Keringkan dan buang nanah dari luka
  • Balut luka
  • Minumlah air yang banyak
  • Lakukan perawatan ini setiap hari hingga tanda-tanda infeksi hilang.
Diare
Dalam kondisi survival, mengkonsumsi air yang kotor dan makanan yang asing dapat menjadikan kondisi perut tidak stabil. Memasak air dan makanan sebelum dikonsumsi merupakan salah satu solusi terbaik untuk mencegah diare.

Jika terkena diare dan tidak memiliki obat anti diare, maka wajib membatasi konsumsi cairan selama 24 jam. Minum secangkir teh kental setiap dua jam sekali hingga diare berkurang. Memakan daun jambu biji, kunyit, dan arang, kapur tanah, atau tulang yang dihaluskan dapat membantu mengatasi diare.

Kesulitan Pernafasan
Kesulitan bernafas biasanya disebabkan oleh benda asing yang menyangkut di tenggorokan dan menghalangi udara untuk masuk paru-paru, luka pada wajah atau leher, peradangan atau bengkak pada mulut dan tenggorokan yang disebabkan asap, debu, atau iritasi.

Membuka jalur udara yang tersumbat :
Lakukan pemeriksaan, apakah korban mengalami penghambatan udara secara sebagian atau secara total. Jika korban dapat batuk atau berbicara, biarkan ia menanggulangi masalah tubuhnya secara natural. Dampingi korban dan bersiap melakukan pernafasan buatan dari mulut ke mulut jika korban tidak sadar. Jika korban mengalami penghambatan udara secara total lakukan tekanan pada abdomen secara konstan hingga nafas kembali normal.

Menggunakan jari, buang benda asing yang menghalangi pernafasan.
Menggunakan metode penekanan rahang, genggam kedua sisi rahang bawah korban, gerakan rahang ke arah depan. Jika bibir korban tertutup, buka bibir dengan ibu jari. Agar tangan kita stabil, letakkan siku pada alas dimana korban berbaring.  
Lakukan pernafasan buatan dari mulut ke mulut :
  • Angkat bagian leher korban sehingga kepala tengadah secara maksimal, tutup rapat hidung korban dengan jepitan jari.
  • Tarik nafas dalam sebanyak dua kali kemudian tiupkan ke paru-paru korban melalui mulut sekuat mungkin. Perhatikan dada korban, jika bergerak naik maka tiupan udara cukup kuat, namun jika tidak bergerak maka tiupan kurang kuat.
  • Lepaskan bibir setelah meniupkan udara sehingga udara pada paru-paru korban keluar dengan sendirinya. Ulangi gerakan peniupan udara ke paru-paru korban sampai penderita dapat bernafas dengan sendirinya.
  • Selalu periksa isi mulut korban secara periodik selama proses pernafasan buatan dari mulut ke mulut.


Metode pernafasan buatan dari mulut ke mulut hanya boleh dilakukan jika jalur nafas atau tenggorokan korban telah bersih dari benda asing yang menghalangi.

Pendarahan Serius
Pendarahan berat dari luka pada pembuluh nadi utama merupakan hal yang sangat berbahaya jika tidak segera di tangani. Kehilangan satu liter darah dapat menyebabkan gejala shock. Kehilangan dua liter darah dapat membuat tubuh shock. Dan kehilangan tiga liter darah dapat berakibat fatal.
Dalam kondisi survival, kita harus mengendalikan pendarahan secepatnya. Sebab perawatan medis normal merupakan hal yang sulit di dapat.

Arteri. Pembuluh arteri mengalirkan darah dari jantung membawa oksigen ke seluruh tubuh. Luka pada bagian ini dapat menyebabkan kehilangan darah dalam jumlah besar yang membahayakan dan berakibat fatal jika tidak segera cepat di tangani.

Venous. Darah venous merupakan darah yang kembali ke jantung setelah di alirkan dan di gunakan oleh tubuh melaui pembuluh nadi yang bernama veins. Luka pada veins biasanya lebih mudah di tangani daripada luka pada arteri.

Kapiler. Pembuluh darah kapiler merupakan pembuluh darah yang sangat halus yang menghubungkan arteri dengan veins. Pendarahan pada bagian ini biasanya lebih mudah ditangani.

Penekanan Langsung
Tehnik efektif yang sering di lakukan untuk mengendalikan pendarahan eksternal adalah dengan melakukan penekan secara langsung pada luka. Penekanan ini harus di lanjutkan dengan pembalutan luka menggunakan kain kasa atau material lain yang sesuai. Setelah kita membalut luka, jangan membukanya lagi meskipun balutan mengalirkan darah. Secara normal tubuh akan mengeluarkan zat untuk menutup luka dan menghentikan pendarahan. Ganti balutan setelah satu atau dua hari dan jaga kebersihan bahan pembalut untuk mencegah infeksi.

Elevasi
Menempatkan luka pada posisi yang lebih tinggi dari jantung dapat membantu mengurangi kehilangan darah. Namun, tehnik ini harus di lanjutkan dengan metode penekanan langsung. Jika mengalami luka yang disebabkan gigitan ular, tempatkan luka agar berada pada posisi yang lebih rendah dari jantung.

Penekanan Nadi
Kita dapat mengendalikan pendarahan dengan melakukan penekanan pada jalur arteri utama yang berada dekat dengan kulit atau tulang. Kita dapat menekannya dengan jari, selanjutnya di lanjutkan dengan membalutnya. Harap di ingat, tehnik ini tidak efektif jika luka tepat berada pada titik penekan. Karna kita tidak dapat menekan arteri yang rusak.

Jika tidak dapat mengingat lokasi tepat titik penekanan, maka berikan penekan pada ujung nadi di atas area luka. Pada tangan, kaki, dan kepala berikan penekanan pada siku, lutut dan leher.
Torniket
Dapat menggunakan torniket jika metode penekanan langsung dan metode lain tidak dapat mengendalikan pendarahan. Jika kita membiarkan torniket terikat terlalu lama akan menyebabkan kerusakan kulit, otot menjadi lemah dan mati rasa. Jika kita harus memasang torniket, maka torniket harus di pasang di antara jantung dan luka. Letakkan sekitar 5 sampai 10 centimeter dari luka dan jangan memasangnya tepat pada luka. Gunakan tongkat kecil untuk membantu mengencangkan ikatan. Kendurkan torniket setiap 10 sampai 15 menit untuk membiarkan darah mengalir selama satu sampai dua menit untuk mencegah mati rasa.
Shock merupakan reaksi akut tubuh dalam menghadapi tekanan yang di sebabkan luka tubuh atau stress. Hal ini dapat menyebabkan gangguan pada jantung sehingga pembuluh arteri mengalami kekurangan suplai darah untuk dialirkan ke tubuh.

Menangani dan perawatan korban shock :
  • Jika korban sadar, baringkan korban pada tempat yang datar dengan bagian tubuh seperti kaki dan tangan berada lebih tinggi sekitar 15 – 20 centimeter.
  • Jika korban sadar, berikan cairan gula atau garam hangat sedikit demi sedikit.
  • Jika korban tidak sadar, baringkan korban dengan posisi miring untuk mencegah gangguan pernafasan dikarenakan muntahan, darah atau cairan lain pada mulut dan tenggorokan.
  • Jika korban tidak sadar atau mengalami luka pada bagian perut, jangan berikan cairan apapun melaui mulut.
  • Jika kita tidak dapat memastikan posisi yang baik bagi korban, pastikan korban berbaring pada tempat yang rata dan jangan rubah posisinya.
  • Jaga panas tubuh korban agar selalu stabil. Gunakan air hangat, sleeping bag, atau api untuk menjaga suhu tubuh agar tetap hangat.
  • Cari atau buat shelter agar cuaca tidak mempengaruhi suhu tubuh korban.
  • Jika pakaian korban basah segera ganti dengan yang kering.
  • Biarkan korban beristirahat setidaknya selama 24 jam.
  • Jika kita sendirian, berbaringlah pada tempat yang memadai dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki.
  • Jika kita bersama teman, jaga pasien secara konstan
Fraktura
Fraktura biasanya disebabkan ruda paksa yang sangat kuat di sebabkan tergelincir, terjatuh, kecelakaan dan sebagainya. Penanganan patah tulah atau fraktura harus dilakukan dengan tepat, sebab jika salah penanganan akan mengakibatkan cacat fisik. Bahaya yang disebabkan patah tulang tulang adalah berhentinya aliran darah dikarenakan pembuluh darah terjepit atau terputus oleh tulang yang patah dan dapat menyebabkan mati rasa dan kerusakan jaringan.

Tanda-tanda patah tulang :
Pada patah tulang tertutup biasanya bagian tubuh yang patah tidak dapat digerakkan dan terasa nyeri. Terlihat perubahan bentuk pada tulang yang patah, bengkak, kulit di sekitar berwarna merah atau kebiruan. Apabila digerakkan terdengar suara berderak. Pada patah tulang terbuka, tulang terlihat tampak menonjol keluar dari dari permukaan kulit.

Penanganan :
  • Kendalikan pendarahan internal atau eksternal, istirahatkan korban agar tubuhnya tidak shock dan ganti cairan tubuh yang hilang.
  • Rawat traksi yang patah dengan proses pembelatan dan penyembuhan.
  • Kita dapat dapat menekan dan mengembalikan posisi tulang menggunakan tangan pada tulang yang lebih kecil, seperti lengan dan kaki bagian bawah. Ingat, tindakan ini tidak boleh dilakukan jika kita tidak yakin dapat melakukannya.
  • Pada patah tulang terbuka, lakukan perwatan pendarahan.
Pembelatan
Tujuan pembelatan atau pembidaian adalah agar tulang yang patah tidak bergerak sehingga keadaan tidak semakin parah dan mengistirahatkan bagian tubuh yang patah.
  • Bidai terpasang melewati 2 -3 sendi terdekat
  • Bidai terbuat dari bahan yang rata, kaku, kuat, ringan dan pipih.
  • Bidai harus terbungkus agar nyaman
  • Saat memasang bidai tidak boleh terlalu kencang atau kendur
  • Bidai tidak boleh bergeser saat evakuasi.

Dislokasio / Terkilir
Dislokasio merupakan suatu keadaan dimana persendian keluar dari sendinya. Keadaan ini dapat terasa sangat menyakitkan dan dapat mengakibatkan lemahnya jaringan syaraf atau gangguan fungsional tubuh.

Penangan yang harus dilakukan :
  • Istirahatkan sendi yang terkilir pada posisi yang lebih tinggi dari jantung
  • Kompres sendi dengan air hangat dan lakukan pemijatan ke arah jantung
  • Lakukan dengan kehati-hatian saat mengembalikan sendi yang keluar karna penanganan yang salah dapat menyebabkan syaraf terjepit bahkan terluka
  • Balut sendi agar stabil.
Gigitan Dan Sengatan
Serangga dan hama lain merupakan resiko yang pasti ada dalam kondisi survival, terutama daerah hutan. Mereka bukan saja dapat menyebabkan iritasi, terkadang beberapa virus penyakit dapat dibawa olehnya. Gigitan atau sengatan mahluk liar seperti kutu, nyamuk, lebah, lalat, dan tikus dapat membawa penyakit yang dapat menyebabkan masalah serius bahkan fatal.

Jika dalam survival kit terdapat antibiotik, kita dapat menggunakannya. Penicillin atau erythromycin dapat digunakan untuk menanggulangi penyakit yang disebabkan lalat dan sejenisnya. Tetracycline digunakan untuk menanggulangi penyakit yang disebabkan kutu, caplak dan sejenisnya. Biasanya antibiotik berukuran 250 milligram atau 500 milligram per tablet. Jika kita tidak dapat mengetahui dan mengingat ukurannya, maka meminum 2 tablet sebanyak 4 kali sehari selama 10 sampai 14 hari biasanya dapat membunuh bakteri.

Untuk menanggulangi dan mengurangi rasa sakit dikarenakan sengatan lebah atau tawon kita dapat dapat mengkompres luka sengatan dengan kain yang dibasahi air dingin, menempelkan debu atau lumpur yang dingin, mengoleskan getah rumput dandelion, menempelkan daging kelapa, menempelkan parutan bawang putih atau bawang merah.

Gigitan laba-laba seperti tarantula dapat menyebabkan demam, dan beberapa jenis kalajengking memiliki racun yang berbahaya. Untuk menanggulangi gigitan laba-laba dan kalajengking kita wajib membersihkan dan membalut luka agar tidak infeksi. Bersiap melakukan perawatan jika tubuh terserang shock dan bersiap melakukan CPR.

Gigitan ular biasanya jarang terjadi, jika kita mengenal jenis ular dan habitatnya. Kematian yang disebabkan gigitan ular merupakan hal yang jarang terjadi. Dan hanya seperempat korban yang mendapat masalah serius di karenakan gigitan ular. Namun, gigitan ular dapat berakibat menurunnya moral survivor. Survivor dapat dihinggapi rasa panik dan takut yang justru lebih membahayakan dari gigitan ular itu sendiri. Meskipun kita tergigit ular tidak beracun, perawatan terhadap luka wajib dilakukan. Karna mulut ular biasanya mengandung bakteri yang dapat menyebabkan infeksi.

Racun atau bisa ular tidak hanya menyerang sistem syaraf (neurotoksin) atau sirkulasi darah (hemotoksin) saja, namun mengandung enzim pencerna (cytotoksin) yang yang dapat merusak jaringan tubuh. Luka gigitan dapat membesar bahkan terkadang harus di amputasi jika tidak di rawat dengan benar. Korban yang shock dan panik dapat mempengaruhi proses penyembuhan. Perasaan histeris dapat mempercepat sirkulasi yang justru membuat tubuh menyerap racun lebih cepat. Tanda-tanda shock pada tubuh biasanya terjadi 30 menit setelah korban tergigit.

Jika terkena gigitan ular, pastikan untuk mengetahui jenis atau ciri-ciri ular yang menggigit. Ular beracun biasanya memiliki kepala yang lebih besar dari lehernya atau berbentuk segitiga yang menandakan adanya kelenjar racun. Ular beracun dan ular tidak beracun memiliki susunan gigi yang mengarah ke dalam. Luka dikarenakan ular tidak beracun biasanya hanya berbentuk susunan gigi yang sejajar. Sedangkan pada luka dikarenakan ular beracun terdapat satu atau lebih luka tusukan yang lebih dalam disebabkan taring ular.

Gejala gigitan ular beracun dapat terjadi secara spontan, pendarahan pada hidung dan anus, darah pada urine, rasa sakit pada area yang tergigit dan bengkak setelah beberapa menit sampai dua jam kemudian. Kesulitan bernafas, lumpuh, lemah, kejang dan mati rasa merupakan gejala yang disebabkan racun neurotoksin. Untuk menanggulangi gigitan ular beracun :
  • Tenangkan korban agar tidak panik
  • Lakukan perawatan shock dan berikan cairan agar korban tidak dehidrasi
  • Lepaskan jam tangan, cincin, gelang atau benda-benda yang menyesakkan tubuh
  • Bersihkan area luka dan luka harus selalu terbuka (jangan dibalut)
  • Jaga sirkulasi udara (terutama gigitan pada area wajah dan leher) dan bersiap melakukan pernafasan buatan atau CPR
  • Bebat (torniket) area antara luka dan jantung mengunakan sabuk, webbing atau kain untuk menghambat aliran darah
  • Buat sayatan dalam (panjang ± 6 milimeter dalam ± 3 milimeter) pada luka agar darah yang mengandung racun keluar
  • Buang racun menggunakan penghisap mekanik atau dengan menekannya.
  • Berikan antalgin
Catatan :
Jika perawatan luka lebih dari satu jam, buat sayatan lebih dalam dari panjang 6 mm dalam 3 mm. Bersihkan tangan dan tubuh setelah merawat korban. Jika tampak tanda-tanda infeksi pada luka, jaga luka agar selalu bersih dan terbuka. Kita dapat menggunakan panas untuk mencegah penyebaran infeksi setelah 24 sampai 48 jam.
Berikan minum dalam jumlah banyak sampai infeksi berhenti.

Hypothermia
Kondisi ini dapat terjadi kapan pun dan dimana pun. Temperatur udara yang dingin dapat menjadikan suhu tubuh turun drastis. Dan bila tidak segera ditangani dapat menyebabkan mati rasa pada tubuh, kerusakan otak, dan bahkan gagal jantung.

Gejala hypothermia :
  • Lelah, gangguan konsentrasi, dan emosi yang tidak stabil
  • Kesulitan berjalan dan mengigau
  • Merasa ngantuk dan tubuh menggigil
  • Jika lebih parah dapat pingsan dan kehilangan refleks tubuh
  • Koma fase terakhir dan suhu tubuh lebih rendah dari 26° Celcius
  • Pada saat suhu tubuh mencapai 20° Celcius, jantung berhenti bekerja.

Penanganan :
  • Berikan minuman hangat dan manis sebagai pengganti cairan yang hilang
  • Usahakan korban untuk selalu tejaga, jangan biarkan korban tertidur
  • Ganti pakaian yang basah dengan yang kering
  • Selimuti atau dekap tubuh korban agar hangat, kita dapat menambahkan botol atau peples yang berisi air hangat atau membuat api sebagai bantuan penghangat tubuh
  • Segera berikan makanan manis jika keadaan korban mulai membaik.
Mountain Sickness
Elevasi pegunungan yang tinggi menjadikan kadar oksigen semakin tipis. Karena kadar oksigen yang mengalir pada paru-paru berkurang, maka suplai oksigen ke seluruh tubuh dan otak pun akan ikut berkurang. Hal ini dapat mempengaruhi tubuh jika kita tidak terbiasa dan terlatih. Pada keadaan yang lebih parah dapat menyebabkan endema pada paru-paru.

Acut Mountain Sickness
Keadaan ini terjadi secara mendadak dengan gejala :
  • Kepala pusing secara tiba-tiba dan kehilangan daya konsentrasi
  • Merasa sangat letih dan mengantuk
  • Mual, terkadang hingga muntah
  • Wajah pucat dan nafas terasa sesak
Penanganan :
  • Istirahatkan korban selama 24 sampai 48 jam
  • Kita dapat memberikan obat sakit kepala pada korban
  • Jika keadaan lebih parah, segera bawa korban pada daerah yang lebih rendah sampai 500 m
Mountain Sickness Disertai Kerusakan Paru-paru / Endema
Jika acut mountain shickness berkelanjutan, maka keadaan yang lebih parah dapat terjadi. Keadaan ini biasanya atau umumnya terjadi pada ketinggian diatas 3000 mdpl. Dimana indikasi gejalanya :
  • Dada tertekan dan sesak nafas
  • Batuk tidak berdahak, biasanya mengeluarkan darah
  • Denyut nadi bertambah cepat
  • Wajah pucat, bibir membiru, kemudian pingsan
Penanganan :
  • Istirahatkan korban dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki
  • Bawa korban pada daerah yang lebih rendah.
Obat Herbal
Obat-obatan, laboratorium dan peralatan modern telah membuat metode pengobatan tradisional dilupakan dan ditinggalkan. Faktanya, banyak metode perawatan dan tumbuhan herbal efektif untuk menyembuhkan penyakit. Bahkan banyak obat-obatan modern dibuat berdasarkan tanaman herbal. 
Mempelajari tanaman dan tumbuhan yang dapat dijadikan obat dapat membantu dalam keadaan survival, dimana perawatan medis sulit didapat.

Bertahan Hidup Di Gunung Hutan "Survive in the Forest Mountain"

Tersesat di belantara hutan adalah sesuatu yang menakutkan. Ada beberapa tindakan awal yang harus dilakukan untuk membuat peluang dapat bertahan hidup.

STOP : 
Stop = berhenti
Think = berfikir
Observation = amati keadaan sekitar
Planing = buat perencanaan

Perasaan cemas akan muncul saat tersesat di belantara hutan. Usahakan bertindak obyektif dan tenang. Setiap keputusan yang di buat saat itu sangat penting. Berteriak minta tolong dapat berguna jika saat itu posisi di rasa dekat dengan rombongan kita, tetapi harus di ingat bahwa sulit untuk mengetahui dari mana datangnya sumber arah suara dari hutan.

Keputusan Pertama
Jika terjebak di hutan cobalah untuk mencari tahu titik yang di kenali. Bisa berupa aliran atau titik tinggi atau jejak hutan. Berusaha untuk berpikir saat terakhir sebelum tersesat, apa yang terlihat? Obyek alam semacam bukit, tebing, dan sebagainya yang mudah di kenali dan pernah di lewati sebelumnya. Ke arah mana matahari berada? Memori apa pun akan membantu. Lakukan pengamatan keadaan sekeliling dengan hati-hati, dan lihat apakah ada bukti dari mana kita datang, misalnya seperti patahan dahan. Semua akan membantu dalam memutuskan ke arah mana untuk mulai bergerak.

Orientasi di hutan
Jika semua hal tadi terlupakan, maka pililah arah tujuan dan terus konsisten kesana. Usahakan mencatat ke mana arah tujuan dan catat pula waktunya. Usahakan bergerak saat hari terang dan gunakan malam untuk istirahat. Menuruni lereng umumnya akan membawa kearah sungai. Coba susuri tepi sungai, biasanya itu akan mengarah keluar dari hutan. Semakin lebar sungai semakin besar kemungkinan akan ada peradaban.
Tetapkan Orientasi Arah
Usahakan fokus pada sesuatu di depan agar tetap berada di garis lurus dan berhenti bila merasa hanya berjalan berputar-putar. Pergerakan dalam hutan pasti membuat bingung, dan bahkan akan menimbulkan hilangnya kepercayaan diri.

Tetaplah untuk mengendalikan dan membenarkan diri. Rapatnya vegetasi hutan memang membuat sulit memastikan tujuan. Berusahalah mencari tempat tinggi untuk melihat barangkali ada sungai.
Mengikuti Jejak Binatang
Coba mencari jejak yang ditinggalkan binatang di hutan, ikuti jika menuju ke arah yang sama dengan tujuan. Rata-rata jejak binatang mengarah ke sumber air atau area terbuka. Tapi sebaiknya amati juga, kalau jejak hewan predator, sebaiknya jangan di ikuti.

Tetapkan prioritas untuk tetap hidup, dengan mencari air, membangun shelter sebelum malam tiba, membuat senjata untuk mempertahankan diri, dan mencari sumber makanan.

Mencari Air
Daun di hutan biasanya besar dan dapat ditekuk menjadi bentuk corong dan digunakan untuk mengumpulkan air hujan. Simpan di botol, dan yang terpenting tidak sampai mengalami dehidrasi. Carilah aliran air yang mengalir dan hindari kolam-kolam yang tergenang. Periksa air, jika perlu dapat menyaringnya memakai kaus kaki.

Tangkai bambu umumnya mengumpulkan air hujan di batangnya dan terdapat air yang baik. Potong bagian batang yang dapat di gunakan sebagai botol air jika memungkinkan. Jika tidak, tekuk bambu untuk memungkinkan air mengalir keluar ke wadah.
Membuat Penampungan Air
  • Gali lubang di area setidaknya yang ada sinar matahari langsung
  • Tempatkan wadah dalam lubang seperti mangkuk atau botol air, piring atau cangkir
  • Isi area di sekitar wadah dengan apa pun yang basah, seperti daun.
  • Gunakan lembaran plastik di atas lubang dan tahan tepinya dengan batu.
  • Tempatkan satu batu kecil di tengah plastik, tepat di atas wadah.
  • Kondensasi akan terjadi di bagian bawah lembaran dan mengalir ke tengah dan menetes ke dalam wadah dengan air minum suling.
Beberapa model bivak
Membangun Bivak atau Shelter
Shelter sangat penting sebagai tempat berlindung dan merupakan prioritas utama. Cara termudah membuat adalah cabang dan dedaunan yang ramping.
  • Temukan cabang panjang yang cukup lurus dan bersandar pada satu ujung pohon.
  • Tempatkan cabang yang lebih pendek sepanjang yang panjang pada sudut 45 derajat
  • Tutupi semuanya dengan daun besar untuk membuat penutup.

Mencari Makanan di Hutan
Jangan buang-buang energi dan waktu dengan berburu binatang. Sebab hal tersebut sangat sulit dan harus terlatih berburu. Cara terbaik adalah membuat jebakan hewan atau mencari ikan. Bermacam variasi model jebakan, tetapi pada dasarnya adalah menjebak buruan. Kunci utamanya adalah penempatan terbaik disekitar jejak binatang.
Contoh beberapa jebakan hewan
Memancing di Hutan 
Cara efektif untuk memancing adalah menggunakan tombak yang bisa di buat dengan sepotong bambu. Cari pijakan batu untuk berdiri atau menyeberang ke air yang dalamnya setinggi lutut. 
Bergerak perlahan untuk menyudutkan ikan. Setelah terlihat, tunggulah agar ikan tersebut berenang mendekat dan tusuk secepatnya untuk menjepit ikan di dasar sungai. Tentu semua Ini membutuhkan latihan.
Apa Bahaya Utama di Hutan Belantara
Pohon dan cabang yang jatuh adalah alasan paling umum untuk cedera di hutan, jadi pemilihan lokasi shelter adalah penting. Kemudian bahaya lain, seperti misalnya adalah cuaca, binatang buas, lintah, dehidrasi, hipotermia, dan lain sebagainya.