Fraktura
Fraktura biasanya disebabkan ruda paksa yang sangat kuat di sebabkan tergelincir, terjatuh, kecelakaan dan sebagainya. Penanganan patah tulah atau fraktura harus dilakukan dengan tepat, sebab jika salah penanganan akan mengakibatkan cacat fisik. Bahaya yang disebabkan patah tulang tulang adalah berhentinya aliran darah dikarenakan pembuluh darah terjepit atau terputus oleh tulang yang patah dan dapat menyebabkan mati rasa dan kerusakan jaringan.
Tanda-tanda patah tulang :
Pada patah tulang tertutup biasanya bagian tubuh yang patah tidak dapat digerakkan dan terasa nyeri. Terlihat perubahan bentuk pada tulang yang patah, bengkak, kulit di sekitar berwarna merah atau kebiruan. Apabila digerakkan terdengar suara berderak. Pada patah tulang terbuka, tulang terlihat tampak menonjol keluar dari dari permukaan kulit.
Penanganan :
- Kendalikan pendarahan internal atau eksternal, istirahatkan korban agar tubuhnya tidak shock dan ganti cairan tubuh yang hilang.
- Rawat traksi yang patah dengan proses pembelatan dan penyembuhan.
- Kita dapat dapat menekan dan mengembalikan posisi tulang menggunakan tangan pada tulang yang lebih kecil, seperti lengan dan kaki bagian bawah. Ingat, tindakan ini tidak boleh dilakukan jika kita tidak yakin dapat melakukannya.
- Pada patah tulang terbuka, lakukan perwatan pendarahan.
Pembelatan
Tujuan pembelatan atau pembidaian adalah agar tulang yang patah tidak bergerak sehingga keadaan tidak semakin parah dan mengistirahatkan bagian tubuh yang patah.
- Bidai terpasang melewati 2 -3 sendi terdekat
- Bidai terbuat dari bahan yang rata, kaku, kuat, ringan dan pipih.
- Bidai harus terbungkus agar nyaman
- Saat memasang bidai tidak boleh terlalu kencang atau kendur
- Bidai tidak boleh bergeser saat evakuasi.
Dislokasio / Terkilir
Dislokasio merupakan suatu keadaan dimana persendian keluar dari sendinya. Keadaan ini dapat terasa sangat menyakitkan dan dapat mengakibatkan lemahnya jaringan syaraf atau gangguan fungsional tubuh.
Penangan yang harus dilakukan :
- Istirahatkan sendi yang terkilir pada posisi yang lebih tinggi dari jantung
- Kompres sendi dengan air hangat dan lakukan pemijatan ke arah jantung
- Lakukan dengan kehati-hatian saat mengembalikan sendi yang keluar karna penanganan yang salah dapat menyebabkan syaraf terjepit bahkan terluka
- Balut sendi agar stabil.
Gigitan Dan Sengatan
Serangga dan hama lain merupakan resiko yang pasti ada dalam kondisi survival, terutama daerah hutan. Mereka bukan saja dapat menyebabkan iritasi, terkadang beberapa virus penyakit dapat dibawa olehnya. Gigitan atau sengatan mahluk liar seperti kutu, nyamuk, lebah, lalat, dan tikus dapat membawa penyakit yang dapat menyebabkan masalah serius bahkan fatal.
Jika dalam survival kit terdapat antibiotik, kita dapat menggunakannya. Penicillin atau erythromycin dapat digunakan untuk menanggulangi penyakit yang disebabkan lalat dan sejenisnya. Tetracycline digunakan untuk menanggulangi penyakit yang disebabkan kutu, caplak dan sejenisnya. Biasanya antibiotik berukuran 250 milligram atau 500 milligram per tablet. Jika kita tidak dapat mengetahui dan mengingat ukurannya, maka meminum 2 tablet sebanyak 4 kali sehari selama 10 sampai 14 hari biasanya dapat membunuh bakteri.
Untuk menanggulangi dan mengurangi rasa sakit dikarenakan sengatan lebah atau tawon kita dapat dapat mengkompres luka sengatan dengan kain yang dibasahi air dingin, menempelkan debu atau lumpur yang dingin, mengoleskan getah rumput dandelion, menempelkan daging kelapa, menempelkan parutan bawang putih atau bawang merah.
Gigitan laba-laba seperti tarantula dapat menyebabkan demam, dan beberapa jenis kalajengking memiliki racun yang berbahaya. Untuk menanggulangi gigitan laba-laba dan kalajengking kita wajib membersihkan dan membalut luka agar tidak infeksi. Bersiap melakukan perawatan jika tubuh terserang shock dan bersiap melakukan CPR.
Gigitan ular biasanya jarang terjadi, jika kita mengenal jenis ular dan habitatnya. Kematian yang disebabkan gigitan ular merupakan hal yang jarang terjadi. Dan hanya seperempat korban yang mendapat masalah serius di karenakan gigitan ular. Namun, gigitan ular dapat berakibat menurunnya moral survivor. Survivor dapat dihinggapi rasa panik dan takut yang justru lebih membahayakan dari gigitan ular itu sendiri. Meskipun kita tergigit ular tidak beracun, perawatan terhadap luka wajib dilakukan. Karna mulut ular biasanya mengandung bakteri yang dapat menyebabkan infeksi.
Racun atau bisa ular tidak hanya menyerang sistem syaraf (neurotoksin) atau sirkulasi darah (hemotoksin) saja, namun mengandung enzim pencerna (cytotoksin) yang yang dapat merusak jaringan tubuh. Luka gigitan dapat membesar bahkan terkadang harus di amputasi jika tidak di rawat dengan benar. Korban yang shock dan panik dapat mempengaruhi proses penyembuhan. Perasaan histeris dapat mempercepat sirkulasi yang justru membuat tubuh menyerap racun lebih cepat. Tanda-tanda shock pada tubuh biasanya terjadi 30 menit setelah korban tergigit.
Jika terkena gigitan ular, pastikan untuk mengetahui jenis atau ciri-ciri ular yang menggigit. Ular beracun biasanya memiliki kepala yang lebih besar dari lehernya atau berbentuk segitiga yang menandakan adanya kelenjar racun. Ular beracun dan ular tidak beracun memiliki susunan gigi yang mengarah ke dalam. Luka dikarenakan ular tidak beracun biasanya hanya berbentuk susunan gigi yang sejajar. Sedangkan pada luka dikarenakan ular beracun terdapat satu atau lebih luka tusukan yang lebih dalam disebabkan taring ular.
Gejala gigitan ular beracun dapat terjadi secara spontan, pendarahan pada hidung dan anus, darah pada urine, rasa sakit pada area yang tergigit dan bengkak setelah beberapa menit sampai dua jam kemudian. Kesulitan bernafas, lumpuh, lemah, kejang dan mati rasa merupakan gejala yang disebabkan racun neurotoksin. Untuk menanggulangi gigitan ular beracun :
- Tenangkan korban agar tidak panik
- Lakukan perawatan shock dan berikan cairan agar korban tidak dehidrasi
- Lepaskan jam tangan, cincin, gelang atau benda-benda yang menyesakkan tubuh
- Bersihkan area luka dan luka harus selalu terbuka (jangan dibalut)
- Jaga sirkulasi udara (terutama gigitan pada area wajah dan leher) dan bersiap melakukan pernafasan buatan atau CPR
- Bebat (torniket) area antara luka dan jantung mengunakan sabuk, webbing atau kain untuk menghambat aliran darah
- Buat sayatan dalam (panjang ± 6 milimeter dalam ± 3 milimeter) pada luka agar darah yang mengandung racun keluar
- Buang racun menggunakan penghisap mekanik atau dengan menekannya.
- Berikan antalgin
Catatan :
Jika perawatan luka lebih dari satu jam, buat sayatan lebih dalam dari panjang 6 mm dalam 3 mm. Bersihkan tangan dan tubuh setelah merawat korban. Jika tampak tanda-tanda infeksi pada luka, jaga luka agar selalu bersih dan terbuka. Kita dapat menggunakan panas untuk mencegah penyebaran infeksi setelah 24 sampai 48 jam.
Berikan minum dalam jumlah banyak sampai infeksi berhenti.
Hypothermia
Kondisi ini dapat terjadi kapan pun dan dimana pun. Temperatur udara yang dingin dapat menjadikan suhu tubuh turun drastis. Dan bila tidak segera ditangani dapat menyebabkan mati rasa pada tubuh, kerusakan otak, dan bahkan gagal jantung.
Gejala hypothermia :
- Lelah, gangguan konsentrasi, dan emosi yang tidak stabil
- Kesulitan berjalan dan mengigau
- Merasa ngantuk dan tubuh menggigil
- Jika lebih parah dapat pingsan dan kehilangan refleks tubuh
- Koma fase terakhir dan suhu tubuh lebih rendah dari 26° Celcius
- Pada saat suhu tubuh mencapai 20° Celcius, jantung berhenti bekerja.
Penanganan :
- Berikan minuman hangat dan manis sebagai pengganti cairan yang hilang
- Usahakan korban untuk selalu tejaga, jangan biarkan korban tertidur
- Ganti pakaian yang basah dengan yang kering
- Selimuti atau dekap tubuh korban agar hangat, kita dapat menambahkan botol atau peples yang berisi air hangat atau membuat api sebagai bantuan penghangat tubuh
- Segera berikan makanan manis jika keadaan korban mulai membaik.
Mountain Sickness
Elevasi pegunungan yang tinggi menjadikan kadar oksigen semakin tipis. Karena kadar oksigen yang mengalir pada paru-paru berkurang, maka suplai oksigen ke seluruh tubuh dan otak pun akan ikut berkurang. Hal ini dapat mempengaruhi tubuh jika kita tidak terbiasa dan terlatih. Pada keadaan yang lebih parah dapat menyebabkan endema pada paru-paru.
Acut Mountain Sickness
Keadaan ini terjadi secara mendadak dengan gejala :
- Kepala pusing secara tiba-tiba dan kehilangan daya konsentrasi
- Merasa sangat letih dan mengantuk
- Mual, terkadang hingga muntah
- Wajah pucat dan nafas terasa sesak
Penanganan :
- Istirahatkan korban selama 24 sampai 48 jam
- Kita dapat memberikan obat sakit kepala pada korban
- Jika keadaan lebih parah, segera bawa korban pada daerah yang lebih rendah sampai 500 m
Mountain Sickness Disertai Kerusakan Paru-paru / Endema
Jika acut mountain shickness berkelanjutan, maka keadaan yang lebih parah dapat terjadi. Keadaan ini biasanya atau umumnya terjadi pada ketinggian diatas 3000 mdpl. Dimana indikasi gejalanya :
- Dada tertekan dan sesak nafas
- Batuk tidak berdahak, biasanya mengeluarkan darah
- Denyut nadi bertambah cepat
- Wajah pucat, bibir membiru, kemudian pingsan
Penanganan :
- Istirahatkan korban dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki
- Bawa korban pada daerah yang lebih rendah.
Obat Herbal
Obat-obatan, laboratorium dan peralatan modern telah membuat metode pengobatan tradisional dilupakan dan ditinggalkan. Faktanya, banyak metode perawatan dan tumbuhan herbal efektif untuk menyembuhkan penyakit. Bahkan banyak obat-obatan modern dibuat berdasarkan tanaman herbal.