Tehnik - Jenis Serta Penanganan Penggunaan Kompas

Tehnik memegang kompas
Centerhold. Pertama, buka penutup kompas secara penuh sehingga lurus dengan tubuh kompas. Buka juga lensa secara penuh sehingga piringan dapat berputar bebas. Selanjutnya letakkan ibu jari pada dudukan ibu jari pada kompas, dan letakkan kedua jari telunjuk di sisi kanan dan sisi kiri kompas sehingga sampai posisi kompas stabil.
Pastikan kompas berada diantara dagu dan pinggang. Untuk mengukur azimuth, putar tubuh pada point objek yang akan di bidik selanjutnya dan baca azimuth pada garis index tetap kompas.

Keuntungan tehnik ini :
  • Cepat dan mudah di lakukan.
  • Dapat digunakan pada setiap kondisi jarak pandang.
  • Dapat digunakan di medan area mana saja.
  • Dapat digunakan tanpa harus melepaskan daypack, ransel
  • Dapat digunakan tanpa harus melepaskan kacamata.
Compass-to-Cheek. Buka penutup kompas / cover dan posisikan pada posisi vertikal, selanjutnya posisikan pembidik sedikit ke depan. Bidik point yang di inginkan, lalu baca azimuth melalui lensa
Catatan :
Tehnik compass-to-cheek ini merupakan tehnik yang terbaik untuk melakukan pembidikan point dan tehnik ini sering digunakan.

Jenis Kompas
Terdapat bermacam-macam jenis kompas, kompas lensatik merupakan jenis kompas yang simpel dan sering di temui.
Kompas artilleri M2
Kompas artilleri M2 merupakan jenis kompas yang di desain untuk ketepatan dan akurasi. Kompas saku merupakan jenis kompas yang kecil dan dapat kita letakkan pada jam tangan, binokular, dsb.
Kompas Lensatik
Kompas Lensatik
Kompas lensatik terdiri dari 3 bagian : cover, base dan lensa.

Cover atau penutup kompas berguna untuk melindungi jarum magnetik dan piringan azimuth saat tidak digunakan. Di bagian tengahnya terdapat kawat bidik untuk membidik point atau titik.

Base atau tubuh kompas memiliki bagian sebagai berikut:
  • Cakra angka atau piringan azimuth / floating dial bertumpu pada suatu poros, sehingga dapat berputar bebas saat berotasi.
  • Pelindung piringan azimuth adalah kaca atau plastik bening yang memiliki garis indek tetap berwana hitam.
  • Cincin gerigi pada saat diputar akan berbunyi klik, dan tiap klik menandakan rotasi sebanyak 3°, total ada 120 klik dalam satu lingkaran penuh.
Lensa digunakan untuk membaca azimuth dan memiliki celah bidik yang digunakan bersamaan dengan kawat bidik pada cover. Celah bidik ini juga digunakan untuk mengunci piringan azimuth agar tidak bergerak saat ditutup. Celah bidik harus dibuka lebih dari 45° agar piringan azimuth bergerak bebas.

Catatan :
Beberapa kompas saat dibuka memiliki barisan garis yang setara dengan protraktor skala 1:50.000 cm

Penanganan Kompas
Kompas merupakan instrumen yang mudah rusak dan harus di rawat dengan baik.

Pemeriksaan. Pemeriksaan mendetail wajib dilakukan saat pertama kali menggunakan kompas. Hal yang wajib di periksa adalah piringan azimuth yang memiliki jarum magnetik. Kawat bidik juga harus selalu lurus, bagian kaca dan kristal tidak rusak, nomor pada piringan dapat terbaca dengan baik, dan yang paling penting adalah piringan dapat berputar dengan bebas.

Efek Logam dan Medan Listrik. Benda logam dan sumber listrik dapat berpengaruh pada performa kompas.

Akurasi. Kompas dengan kondisi baik adalah kompas yang akurat. Pemeriksaan secara periodik wajib dilakukan. Kompas yang memiliki perbedaan 3° sebaiknya tidak dipakai.

Proteksi. Jika tidak digunakan sebaiknya kompas ditutup sehingga piringan azimuth akan terkunci dan mencegah getaran pada piringan. Hal ini juga untuk melindungi bagian kaca dan lensa bidik dari goresan.

Apa Yang Salah Pada Sistem Diklatsar Pecinta Alam Indonesia?

“Dilarang mengambil apapun kecuali foto—dilarang meninggalkan apapun kecuali jejak—dilarang membunuh apapun kecuali waktu”

Diklatsar merupakan suatu hal wajib dan syarat rekruitmen awal bagi para calon anggota yang akan masuk suatu komunitas organisasi, baik itu Organisasi Pecinta Alam (OPA), Siswa Pecinta Alam (Sispala), maupun Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala). Namun tidak sedikit yang memandang diklatsar pecinta alam identik dengan kekerasan.

Menilik soal kegiatan alam bebas di Indonesia tentu takkan terpisahkan dari tiga organisasi tertua, yaitu Wanadri (Bandung) dan Mapala Universitas Indonesia yang sama-sama lahir pada 1964, dan kemudian pada tahun 1967 berdiri pula Aranyacala Universitas Trisakti (Jakarta).

Perbedaan metode diklatsar yang diterapkan adalah otoritas penuh dari setiap organisasi pecinta alam. Ini karena memang tidak ada standar baku perekutan yang diterapkan di Indonesia. Mayoritas memang menolak adanya penyamaan pola pendidikan, dengan alasan organisasi pecinta alam bukan seperti organisasi yang lain yang mengandalkan sistem organisasi top down yang mempunyai kepengurusan dari pusat ke daerah sampai ranting seperti halnya Pramuka dan organisasi pemerintah lainnya.
Namun ada baiknya untuk sejenak instropeksi diri sendiri, benarkah sistem diklatsar pecinta alam sudah bagus? Masih relevankah sistem diklatsar yang digunakan? Kalau memang sudah sesuai mengapa justru dewasa ini peminatnya semakin sedikit? Kenapa setelah menjadi anggota ternyata justru malas mengelola organisasi? Apa penyebab hilangnya loyalitas dan dedikasi anggota? Mengapa easa solidaritas sesama penggiat alam bebas mulai luntur? Tentu masih banyak lagi pertanyaan yang masih belum dapat terjawab.

Paradigma pecinta alam zaman dulu, dengan pecinta alam zaman sekarang terlihat sangat berbeda. Dulu setiap anggota merasa puas dan bangga mengenakan seragam dan syal pasca berhasil melalui tantangan diklatsar (the winner from the challenger). Setelah resmi menjadi anggota muda, mereka turut membangun dan bersikap loyal terhadap organisasi tanpa merasa adanya tekanan.

Para penggiat olahraga alam bebas saat ini masih memiliki rasa solidaritas dan loyalitas, baik antar individu maupun antar sesama organisasi. Hanya kini prosentase empati dan rasa kepeduliannya antar individu maupun kelompok telah begitu menurun jauh. Tentu ini harus menjadi instropeksi bersama.

Rasanya sudah waktunya melakukan penyegaran pada sistem rekruitment anggota dengan lebih mengedepankan visi ruang belajar berkelanjutan sesuai dengan paradigma era teknologi saat ini.

"Sesungguhnya mental dan pengetahuan itu takkan pernah di dapat dari aksi pelocoan dan diklat sesaat, sebab saya percaya semua itu akan terbentuk seiring waktu dari pemahaman secara utuh dan edukasi yang benar". - Ludfi Arief Budiman -

Status quo yang ditujukan kepada para senioritas tak jarang malah menciptakan pola hierakis ala militerisasi. Tiba waktunya untuk mengedepankan pemahaman dan edukasi dunia olahraga alam bebas secara utuh, demi meraih prestasi terbaik untuk Indonesia.

Jangan jadikan diklatsar sebagai ajang pamer, ajang kekerasan, apalagi sampai mengakibatkan jatuhnya korban jiwa.

Belajar Mengenal Macam Proyeksi Dan Jenis Peta

Bumi itu bulat, berbentuk tiga dimensi. Tetapi dapat digunakan pada media dua dimensi, misalnya kertas, layar komputer, televisi, layar ponsel, papan tulis, dan sebagainya.

Untuk menggambarkan permukaan Bumi pada bidang dua dimensi, maka perlu untuk merubah permukaan bentuk Bumi yang melengkung menjadi rata dengan cara memakai satu dari beberapa proyeksi peta.


Proyeksi peta merupakan upaya memindahkan garis-garis paralel dan meridian dari bidang lengkung (globe) ke bidang datar. Di dalam upaya itu tidak mungkin dilakukan tanpa adanya kesalahan. Oleh karena itu, diperlukan cara agar dalam memindahkan bidang lengkung ke bidang datar itu dilakukan dengan cara meminimalkan kesalahan yang terjadi.

Semua peta Bumi memiliki distorsi hanya karena peta adalah penggambaran dua dimensi dari bentuk tiga dimensi. Tetapi bukan berarti tak ada penggambaran Bumi yang tak memiliki distorsi. Globe adalah representasi bentuk Bumi sesungguhnya yang tak memiliki distorsi.

Seluruh jenis proyeksi menghasilkan distorsi pada hasilnya. Distorsi peta hanyalah konsekuensi dari proses mengubah bentuk tiga dimensi menjadi dua dimensi. Tak mungkin membuat peta yang tak memiliki distorsi. Sama halnya tak mungkin untuk membuat sebuah bola menjadi rata tanpa mengguntingnya.

Beberapa distorsi peta itu wajar dan dapat diterima, tetapi ada juga yang tidak. Ada banyak jenis proyeksi peta. Masing-masing dibuat untuk mempertahankan sifat tertentu dari bentuk bulat Bumi dengan mengorbankan sifat yang lain. Sebuah proyeksi bisa saja cocok untuk satu keperluan, tetapi tidak cocok untuk keperluan lain.

Jenis Proyeksi
Jenis proyeksi peta secara umum dibedakan menjadi dua, yaitu berdasarkan bidang proyeksi dan berdasarkan kedudukan (posisi) bidang proyeksi.

Bidang Proyeksi
Proyeksi peta berdasarkan bidangnya dibjedakan menjadi tiga, yaitu bidang datar, kerucut, dan silinder.
  • Proyeksi bidang datar disebut juga proyeksi azimutal atau zenital. Proyeksi itu menggunakan bidang datar sebagai bidang proyeksi.
  • Proyeksi bidang kerucut, yaitu proyeksi yang menggunakan bidang kerucut sebagai bidang proyeksi.
  • Proyeksi bidang silinder, yaitu proyeksi yang menggunakan bidang silinder sebagai bidang proyeksi.
Kedudukan Bidang Proyeksi
Proyeksi peta berdasarkan kedudukan bidangnya dibedakan menjadi tiga, yaitu proyeksi normal, miring, dan transversal.
  • Proyeksi normal, yaitu proyeksi peta yang garis sumbu bidang proyeksinya berimpit dengan sumbu bumi.
  • Proyeksi miring, yaitu proyeksi peta yang garis sumbu bidang proyeksinya memotong (di antara) sumbu bola bumi dan garis ekuator.
  • Proyeksi transversal, yaitu proyeksi peta yang garis sumbu bidang proyeksinya berimpit dengan garis ekuator.
Macam Proyeksi Peta
Kesalahan dalam melakukan proyeksi peta dapat diperkecil dengan memperhatikan ketentuan sebagaimana berikut.
Maksud pemetaan
Apabila akan menggambarkan peta yang sederhana lebih baik menggunakan proyeksi dengan paralel dan meridian yang lurus.

Besar atau luas wilayah
Apabila daerah yang akan diproyeksikan yang sempit, banyak sistem proyeksi yang dapat digunakan karena tidak akan banyak kesalahan. Adapun untuk daerah yang luas (peta dunia) biasanya menggunakan proyeksi yang konvensional.

Bentuk wilayah
Apabila akan memproyeksikan daerah yang membujur dengan arah barat timur, dapat menggunakan proyeksi silinder atau proyeksi kerucut. Adapun untuk daerah yang membujur dengan arah utara selatan dapat menggunakan proyeksi sinussoidal.

Letak wilayah
Apabila akan memproyeksikan daerah ekuator menggunakan proyeksi silinder, daerah lintang tengah menggunakan proyeksi kerucut, dan daerah kutub menggunakan proyeksi azimutal. Proyeksi azimutal banyak digunakan karena dapat dibuat berpusat pada setiap tempat di permukaan bumi.

Kemudahan dalam menggambar
Misalnya untuk menggambarkan daerah lintang tengah dapat menggunakan proyeksi kerucut maupun proyeksi azimutal, tetapi lebih mudah menggunakan proyeksi kerucut.

Oleh karena permukaan bumi ini tidak rata alias melengkung tidak beraturan, akan tetapi peta membutuhkan suatu gambaran dalam bidang datar, maka diperlukan pengkonversian dari bidang lengkung bumi sebenarnya ke bidang datar agar tidak terjadi distorsi permukaan bumi. Ukuran bumi dalam angka :
  • Ellipticity: 0.003 352 9
  • Mean radius: 6,372.797 km
  • Equatorial radius: 6,378.137 km
  • Polar radius: 6,356.752 km
  • Aspect Ratio: 0.996 647 1 radius equatornya lebih panjang dari pada radius kutub
Pada prinsipnya arti proyeksi peta adalah usaha mengubah bentuk bidang lengkung ke bentuk bidang datar, dengan persyaratan bentuk yang diubah itu harus tetap, luas permukaan yang diubah harus tetap dan jarak antara satu titik dengan titik yang lain di atas permukaan bumi yang diubah harus tetap.

Jenis proyeksi yang sering kita jumpai sehari-hari adalah proyeksi gubahan, yaitu proyeksi yang diperoleh melalui perhitungan. Jenis proyeksi yang sering di gunakan di indonesia adalah WGS-84 (World Geodetic System) dan UTM (Universal Transverse Mercator).

WGS-84 (World Geodetic System) adalah ellipsoid terbaik untuk keseluruhan geoid. Penyimpangan terbesar antara geoid dengan ellipsoid WGS-84 adalah 60m di atas dan 100m di bawah-nya.

Bila ukuran sumbu panjang ellipsoid WGS-84 adalah 6 378 137 m dengan kegepengan 1/298.257, maka rasio penyimpangan terbesar ini adalah 1 / 100 000. Indonesia, seperti halnya negara lainnya, menggunakan ukuran ellipsoid ini untuk pengukuran dan pemetaan di Indonesia. WGS-84 “diatur, diimpitkan” sedemikian rupa diperoleh penyimpangan terkecil di kawasan Nusantara RI.

Titik impit WGS-84 dengan geoid di Indonesia dikenal sebagai datum Padang (datum geodesi relatif) yang digunakan sebagai titik reference dalam pemetaan nasional. Sebelumnya juga dikenal datum Genuk di daerah sekitar Semarang untuk pemetaan yang dibuat Belanda.

Menggunakan ER yang sama - WGS 84, sejak 1995 pemetaan nasional di Indonesia menggunakan datum geodesi absolut. DGN-95. Dalam sistem datum absolut ini, pusat ER berimpit dengan pusat masa bumi.

Proyeksi UTM merupakan proyeksi Peta yang banyak di pilih dan di gunakan dalam kegiatan pemetaan di Indonesia karena di nilai memenuhi persyaratan ideal yang sesuai dengan bentuk, letak dan luas Indonesia. Spesifikasi UTM antara lain :
  • Menggunakan bidang silender yang memotong bola bumi pada dua meridian standart yang mempunyai faktor skala k=1
  • Lebar zone 6° dihitung dari 180° BB dengan nomor zone 1 hingga ke 180° BT dengan nomor zone 60. Tiap zone mempunyai meridian tengah sendiri
  • Setiap zone memiliki meridian tengah sendiri dengan faktor perbesaran = 0.9996
  • Batas paralel tepi atas dan tepi bawah adalah 84° LU dan 80° LS
Proyeksinya bersifat konform. Menurut Frans (iagi.net) UTM menggunakan silinder yg membungkus ellipsoid dengan kedudukan sumbu silindernya tegak lurus sumbu tegak ellipsoid (sumbu perputaran bumi), sehingga garis singgung ellipsoid dan silinder merupakan garis yg berhimpit dengan garis bujur pada ellipsoid.

Akibatnya, titik2 pada garis tersebut terletak pada kedua bidang, sehingga posisinya walaupun dipindahkan (diproyeksikan), dari ellipsoid ke silinder, tidak akan mengalami perubahan (distorsi).

Daftar & Data "14 Peaks Of Eight-thousander - Death Zone"

Terdapat 14 puncak di atas 8000 meter yang di sebut juga "death zone". Pada awal 2016, tercatat hanya 34 pendaki yang berhasil menyelesaikannya. Dimana jauh lebih banyak pendaki yang menyelesaikan Seven Summits. Berikut daftar dan data eight-thousander Himalaya dan Karakoram.
Himalaya and Karakoram Map (wikimedia commons)
Everest 
Nama lain : Sagamartha, Chomolangma atau Qomolangma
Ketinggian : 8848 m, 29.028 kaki
Lokasi : Tibet / Nepal
Pendakian pertama: 29 Mei 1953 - Sir Edmund Hillary dan Tenzing Norgay
Ekspedisi : Inggris
Summits / Deaths : 7,646 / 284 atau 3,71%

Tantangan : Dua rute normal kebanyakan adalah pendakian non-teknis, tetapi ketinggian itulah yang membuat Everest sulit. Selatan memiliki Khumbu Icefall yang telah merenggut banyak nyawa dan medan Step Hillary yang menjadi tantangan tersendiri. Pada sisi utara berangin dan dingin dengan banyak batu terbuka. Di kedua rute, tali tetap digunakan dari Base Camp ke puncak.

K2 
Nama lain : Godwin-Austen atau Chogori atau Dapsang
Ketinggian : 8611 m, 28.251 kaki
Lokasi : Cina / Pakistan
Pendakian pertama: 31 Juli 1954 Achille Compagnoni dan Lino Lacedelli
Ekspedisi : Italia
Summits / Deaths : 354/82 atau 23,16%
Tantangan : Gunung paling sulit didaki di dunia. Tinggi, curam, dengan risiko tinggi longsoran dan batu jatuh. Cuaca seringkali buruk dan tidak ada rute yang mudah ke puncak. Merupakan pendakian teknis dari awal hingga akhir. Melalui North Ridge lebih sedikit mudah, tetapi bila melalui Cina lebih menantang.

Kangchenjunga 
Nama lain : Kanchanfanga
Ketinggian : 8586 m, 28.169 kaki
Lokasi : India / Nepal
Pendakian pertama: 25 Mei 1955 oleh George Band dan Joe Brown
Ekspedisi : Inggris
Summits / Deaths : 332/48 atau 14,46%

Tantangan : Merupakan salah satu puncak terbesar dari 8000ers dan memiliki rute panjang. Fakta menempatkan Kangchenjunga dalam daftar teknis kesulitan.

Lhotse 
Ketinggian : 8516 m, 27.940 kaki
Lokasi: Tibet / Nepal
Pendakian pertama: 18 Mei 1956 oleh Ernst Reiss dan Fritz Luchsinger
Ekspedisi : Swiss
Summits / Deaths : 604/19 atau 3,15%

Tantangan: Berbagi rute South Col di Everest, dimulai dengan Khumbu Icefall. Termasuk salah satu daftar tengah dalam hal kesulitan.

Makalu 
Nama lain : Makalufeng
Ketinggian : 8463 m, 27.838 kaki
Lokasi : Tibet / Nepal
Pendakian pertama : 15 Mei 1955 oleh Lionel Terray dan Jean Couzy
Ekspedisi : Prancis
Summits / Deaths : 455/43 atau 9,45%

Tantangan : Salah satu puncak yang lebih teknis dan dianggap sulit. Lintasan curam, baik di bebatuan dan salju, paparan dan bahaya longsor menjadikannya target yang berbahaya.

Cho Oyu 
Ketinggian : 8201 m, 26.906 kaki
Lokasi : Tibet / Nepal
Pendakian pertama : 19 Oktober 1954 oleh Joseph Joechler, Pasang Dawa Lama dan Herbert Tichy
Ekspedisi : Austria
Summits / Deaths : 3,508 / 50 atau 1,42%

Tantangan : Secara teknis paling mudah dari 14 puncak. Tidak ada pendakian teknis, tetapi memilki hamparan salju besar dan jauh. Banyak pendaki yang tidak mencapai puncak utama, karena letaknya sedikit lebih tinggi dari puncak sebelumnya.

Dhaulagiri 
Nama lain : Aulagiri
Ketinggian : 8167 m, 26.795 kaki
Lokasi : Nepal
Pendakian pertama: 19 Mei 1960 oleh Kurt Diemberger, Peter Diener, Nawang Dorje, Nima Dorje, Ernst Forrer dan Albin Schelbert
Ekspedisi : Swiss
Summits / Deaths : 480/82 atau 15,40%

Tantangan: Dianggap sebagai puncak yang sulit untuk didaki oleh para perintis di daerah itu, tetapi saat ini sudah masuk dalam daftar bawah. Memiliki beberapa bagian teknis pendek dan beberapa bahaya longsor, tetapi secara keseluruhan cukup lurus.

Manaslu 
Nama lain : Kutang
Ketinggian : 8163 m, 26.781 kaki
Lokasi : Nepal
Pendakian pertama: 9 Mei 1956 oleh Toshio Imanishi dan Gyalzen Norbu
Ekspedisi : Jepang
Summits / Deaths : 1.115 / 81 atau 7.26%

Tantangan: Pada bagian bawah dari rute normal puncak, bahaya longsoran merupakan masalah utama. Semakin tinggi, sebagian besar non-teknis dan mudah. Manaslu memiliki angka kematian yang tinggi dan dianggap sebagai puncak yang berbahaya.

Nanga Parbat 
Nama lain : Diamir
Ketinggian : 8126 m, 26.660 kaki
Lokasi : Pakistan
Pendakian pertama: 3 Juli 1953 oleh Hermann Buhl
Ekspedisi : Austria
Summits / Deaths : 335/68 atau 20,30 %

Tantangan : Rute normal Nanga Parbat tidak terlalu teknis, tetapi panjang dan terbuka. Terkenal karena cuaca buruk dan terdapat banyak bagian yang sulit. Dan dianggap sebagai salah satu puncak sulit dan berbahaya.

Annapurna 
Nama lain : Morshiadi
Ketinggian : 8091 m, 26.545 kaki
Lokasi : Nepal
Pendakian pertama: 3 Juni 1950 oleh Maurice Herzog dan Louis Lachenal
Ekspedisi : Prancis
Summits / Deaths : 255/71 atau 27,84%

Tantangan : Dianggap paling berbahaya di eight-thousander. Bagian utara dan rute aslinya tidak terlalu teknis, tetapi sangat rawan longsor. Tantangan teknis tinggi dan juga memiliki banyak bahaya objektif.

Gasherbrum I 
Nama lain : Hidden Peak atau K5
Ketinggian: 8068 m, 26.444 kaki
Lokasi : Cina / Pakistan
Pendakian pertama: 5 Juli 1958 oleh Andrew Kauffman dan Peter Schoening
Ekspedisi : AS
Summits / Deaths : 334/29 atau 8,68%

Tantangan : Es dan tanah mudah tertutup, membuat pendakian menjadi lebih sulit. Pendakian curam dan beberapa bahaya objektif menjadikannya sulit.

Broad Peak 
Nama lain : Falchen Kangri atau K3
Ketinggian : 8047 m, 26.414 kaki
Lokasi : Cina / Pakistan
Pendakian pertama : 9 Juni 1957 oleh Hermann Buhl, Kurt Diemberger, Marcus Schmuck dan Fritz Wintersteller
Ekspedisi : Austria
Summits / Deaths : 404/21 atau 5,20%

Tantangan : Dianggap memiliki kecuraman siku yang konstan, tetapi cukup rendah ke punggungan puncak dapat menahan bahaya longsoran salju, tetapi selain itu tidak ada kejutan teknis. Beberapa bagian berbatu di sekitar puncak menjadikan ujian akhir sebelum mencapai puncak yang sebenarnya.

Gasherbrum II 
Nama lain : K4
Ketinggian : 8035 m, 26.358 kaki
Lokasi : Cina / Pakistan
Pendakian pertama : 9 Juli 1956 oleh Josef Larch, Fritz Moravec, Hans Willenpart
Ekspedisi : Austria
Summits / Deaths : 930/21 atau 2,26%
Tantangan : Beberapa tahun yang lalu sempat disebut sebagai salah satu puncak 8000ers termudah, bersama Shishapamgma dan Cho Oyu. Setelah runtuhnya "Banana Ridge", membuat pendakian menjadi lebih sulit. Hambatan utama adalah air terjun besar, celah, salju curam di bagian akhir.

Shishapangma 
Nama lain : Gosainthan atau Xixabangma
Ketinggian : 8027 m, 26.335 kaki
Lokasi : Tibet
Pendakian pertama: 2 Mei 1964 oleh sepuluh pendaki yang dipimpin oleh Hsu Ching
Ekspedisi : China
Summits / Deaths : 302/25 atau 8,28%

Tantangan : Dianggap sebagai salah satu yang termudah dan merupakan pendakian non-teknis, tetapi terkadang rawan longsor.

Sumber : alanarnette dan sumber lainnya

Sepuluh Fakta Menarik Tentang Mountaineering

Mountaineering adalah olahraga epik yang penuh dengan petualangan dan kisah-kisah seru tentang petualangan gila dan nyaris celaka. Dalam artikel ini, saya membagikan beberapa fakta pendakian gunung yang unik yang mungkin belum terlalu banyak ketahui.

Pertama : Wanita ke K2 Dipercaya Akan Terkutuk
Wanita pertama yang mencapai K2, adalah Wanda Rutkiewicz, Polandia pada tahun 1986. Tak lama setelah ekspedisi tersebut, dia meninggal ketika mencoba untuk mencapai puncak Kangchenjunga.
Wanda Rutkiewicz
Hal yang sama terjadi pada empat pendaki wanita K2 berikutnya - mereka semua meninggal dalam perjalanan turun dari puncak atau pada ekspedisi pendakian lainnya. Hal ini membuat banyak orang percaya bahwa K2 memiliki kutukan kematian terhadap setiap pendaki wanita.

Kutukan itu kini telah memudar, dengan beberapa pendaki perempuan yang berhasil dan menceritakan kisah K2 dan sejumlah puncak lainnya. Edurne Pasaban, kelahiran Spanyol adalah wanita pertama yang mencapai K2 - dia masih hidup dan sampai sekarang naik secara aktif.

Kedua : Pria Kursi Roda Mendaki Kilimanjaro
Bernard Goosen, Afrika Selatan - mendaki Kilimanjaro dua kali dengan kursi roda. Pencapaian pertamanya, tahun 2003, memakan waktu sembilan hari, dan empat tahun kemudian, hanya membutuhkan enam hari. Goosen dilahirkan dengan cerebral palsy dan menggunakan kursi roda yang dimodifikasi untuk memanjat gunung.
Bernard Goosen
Gunung Kilimanjaro adalah puncak tertinggi di Afrika 5.895 m. Pendaki tidak memerlukan peralatan khusus atau pengalaman, tidak perlu oksigen dan peralatan alpine untuk mencapai puncak.

Pada dasarnya, Kilimanjaro adalah pendakian sulit dengan potensi penyakit ketinggian. Berikut beberapa catatan unik Kilimanjaro :
  • American Keats Boyd (7 tahun) adalah orang termuda yang berhasil mendaki gunung ini.
  • Orang tertua yang mencapai puncak adalah Angela Vorobeva yang berusia 86 tahun.
  • Pada tahun 2011, Chris Waddell berhasil naik gunung dengan siklus tangan yang dibuat khusus.
  • Kyle Maynard, amputasi berhasil mencapai puncak pada 2012 tanpa bantuan prosthetics.
  • Karl Elgoff, seorang pelari gunung Swizz, melakukan pendakian tercepat Kilimanjaro hanya dalam waktu 4 jam 56 menit.
Ketiga : Everest Adalah Kuburan Tertinggi Di Dunia
Diperkirakan ada sekitar 200 mayat di Gunung Everest, dan menjadikannya makam terbuka tertinggi di dunia. Tingkat kematian di Everest adalah 5%, yang berarti bahwa, selama bertahun-tahun, hampir 300 orang tewas .

Karena helikopter tidak dapat terbang di atas ketinggian 6.000 meter, maka tindakan evakuasi hampir tidak mungkin, dan kebanyakan dari jasad pendaki dibiarkan saja.

Membawa jasad turun di 8000 meter, membutuhkan antara enam sampai 10 Sherpa. Tentu merupakan operasi yang mahal dan mempertaruhkan nyawa orang-orang yang terlibat.

Keempat : Matterhorn Berbahaya Karena Popularitasnya
Matterhorn adalah puncak yang populer di Swiss. Walaupun pendakian tidak terlalu teknis bila dibandingkan eight-thousander, namun tetap memiliki tingkat resiko tersendiri.
Matterhorn
Ini karena banyaknya orang yang melakukan perjalanan naik turun gunung. Terladang wisatawan yang naik dan berada di tempat lebih tinggi di lereng mengijak batu dan kemudian jatuh menimpa ke pendaki yang berada di bawahnya.

Kelima : Mauna Kea Lebih Tinggi dari pada Everest
Pegunungan diukur sebagai ketinggian di atas permukaan laut, artinya puncak Everest adalah 8.848 m.dpl.
Perbandingan Everest dan Mauna Kea
Mauna Kea di Hawaii dari titik pangkal berjarak 10.000 meter. Namun, sebagian besar berada di bawah permukaan laut, sehingga berukuran 4.203 meter dari permukaan laut ke puncak.

Keenam : Pendaki Pertama Everest Terselubung Misteri
Pada tahun 1953, Edmund Hillary dan Tenzing Norgay adalah orang pertama yang secara resmi mencapai puncak Everest.

Edmund Hillary dan Tenzing Norgay
Namun, mereka bukan ekspedisi resmi pertama yang mencoba melakukan hal yang monumental ini. Pada tahun 1924, George Mallory dan Andrew Irvine berusaha untuk mencapai puncak Everest dalam ekspedisi resmi pertama. Mereka tewas dalam pendakian itu. Tetapi tidak diketahui apakah mereka mati dalam perjalanan naik atau saat turun gunung.
George Mallory dan Andrew Irvine
Pada 1999, jasad Mallory ditemukan. Diperkirakan bahwa Irvine membawa kamera dalam ekspedisi ini. Akan tetapi jasadnya belum ditemukan. Jika kamera tersebut ditemukan, mungkin sejarah pendakian Everest harus ditulis ulang.

Ketujuh : Annapurna Paling Mematikan di Dunia
Dengan tingkat fatalitas hingga puncak 32%, Annapurna adalah gunung paling berbahaya di dunia. 61 orang telah tewas di gunung sementara hanya ada 191 yang berhasil baca disini.

Kedelapan : Menikah di Everest
Sementara kebanyakan pendaki naik ke Everest senang dapat sampai di puncak dan kembali ke base camp dengan selamat, namun ada juga yang lebih ambisius.
Pem Dorjee dan Moni Mulepati
Pada 2005, Pem Dorjee dan Moni Mulepati menjadi dua orang pertama yang menikah di puncak Everest.

Kesembilan : Zona Kematian 8000 meter
Pada ketinggian di atas 8000 meter, hanya ada sekitar sepertiga dari jumlah oksigen yang ditemukan dari permukaan laut. Tentu oksigen ini tidak cukup bagi manusia untuk bernafas, itulah sebabnya di sebut "zona kematian".

Pendaki menggunakan tabung oksigen untuk menambah oksigen dan memungkinkan untuk mendapat oksigen yang cukup agar dapat terus mendaki. Tanpa oksigen yang cukup, pendaki bisa mati dalam kondisi ekstrim itu. Kebanyakan pendaki yang tewas di Everest, berada di zona kematian.

Kesepuluh : Tidak Definisi Tentang Gunung
Para ilmuwan tampaknya tidak bisa menyetujui apa sebenarnya gunung itu. Inggris dan Amerika menyatakan bahwa gunung harus setidaknya 300 meter di atas permukaan laut, sementara rekan-rekan mereka di Eropa mengatakan bahwa gunung setidaknya 900 meter di atas permukaan laut.

Pada tahun 1936, Roderick Peattie, seorang naturalis Inggris, menyarankan bahwa gunung tidak boleh terbatas pada definisi sempit di atas. Sebaliknya, gunung dibedakan oleh dampak yang ditimbulkannya terhadap kita ketika kita melihatnya, membiarkan imajinasi kita menjadi liar dan memikat kita ke petualangan. Kedengarannya lebih seperti gunung yang kita kenal dan cintai!

Diolah dari mountainhomies.com dan sumber lainnya

Pengaruh Geoid Terhadap Akurasi Barometrik Altimeter GPS Garmin

Global Positioning System (GPS) adalah alat yang sangat penting untuk kegiatan olahraga alam bebas. GPS membantu dalam menentukan posisi, ketinggian, kecepatan, jejak dan informasi lainya.

Tapi ada juga penggiat olahraga alam bebas belum memahami hal hal paling mendasar tentang GPS. Salah satu informasi yang dapat dari GPS adalah altitude atau ketinggian, tapi data ketinggian tersebut umumnya tidak akurat dan selalu ada selisih.

Hal ini disebabkan GPS Garmin yang beredar di pasaran tidak mempublikasikan akurasi untuk sensor tekanan udara. Di mana publikasi akurasi pembacaan altimeter barometrik ditampilkan pada unit, dengan kalibrasi yang tepat, adalah +/- 10 kaki.

Kalibrasi yang tepat diperoleh dengan memasukkan ketinggian diketahui, atau dengan memasukkan tekanan udara normal. Yang kemudian bisa menyimpulkan dari keakuratan ketinggian yang barometer akan akurat untuk seperseribu inci merkuri. Perangkat hanya akan menampilkan hingga seratus inci merkuri.

Perangkat GPS Garmin yang beredar di pasaran dirancang sebagai perangkat GPS rekreasi, sebagai bantuan untuk navigasi. Dan tidak dapat digunakan untuk kegiatan yang memerlukan pengukuran yang tepat seperti pada survei atau prediksi cuaca.

Ketinggian gunung biasanya di sajikan dalam satuan M.dpl (meter dari permukaan laut). Satuan tersebut adalah adalah ketinggian yang diukur berdasarkan geoid.

Bentuk bumi pada dasarnya tidak beraturan. Bisa di asumsikan bentuknya seperti batu yang tidak beraturan. Jarak setiap titik di bumi dengan titik pusat bumi akan mengalami perbedaan satu dengan yang lainya.

Oleh karena itu butuh sebuah sistem yang mengatur tentang pengukuran ketinggian bumi agar setiap tempat di bumi memiliki patokan yang sama dalam pengukuran tinggi.

Geoid adalah bidang ekipotensial gaya berat Bumi yang menyinggung muka laut. Namun perlu di catat, permukaan laut tidaklah stabil dan banyak dipengaruhi oleh angin, cuaca, dan lain-lain. Karena itu digunakanlah muka laut rata-rata (Mean Sea Level, MSL) sebagai pendekatan dari geoid.
Bentuk geoid yang tidak beraturan tidak memungkinkan untuk dapat melakukan perhitungan matematis. Oleh karena itu, sebagai representasi matematis dari bentuk fisik Bumi, maka digunakanlah cara ellipsoid.
Berbeda dengan geoid, Ellipsoid bentuknya lebih berukuran dan mempunyai ukuran dan bentuk tertentu untuk hitungan geodesi dan sebagai permukaan rujukan dinamakan ellipsoid referensi.
Kesimpulan tinggi pada GPS adalah tinggi Ellipsoid dan tinggi pada puncak gunung dengan satuan meter dari permukaan laut adalah tinggi Geoid. Untuk mendapatkan tinggi Geoid dari tinggi Ellipsoid di butuhkan Nilai N.

H = h + n

Nilai N di setiap tempat di bumi berbeda karena bentuk bumi yang tidak beraturan. Untuk mencari nilai N & tinggi orthometrik anda bisa menggunakan aplikasi disini

Selanjutnya masukkan nilai koordinat geodetik dan altitude atau ketinggian pada GPS, kemudian klik tulisan submit.

Contoh :
Instructions
Enter latitude and longitude (in either Decimal Degrees or Degrees Minutes Seconds), and GPS height (ellipsoidal height) and then submit.

NOTE: For multiple point entry, use comma-delimited lists in the entry boxes, but make sure that each entry box used has the same number of comma-delimited entry values.
Nilai input merupakan koordinat puncak trianggulasi Puncak Besar Malabar. Ketinggian tersebut diukur menggunakan GPS GARMIN MONTANA 680 adalah 2.342 meter.

Untuk Lintang Selatan di depannya beri tanda minus (-), untuk Lintang Utara tidak ada tanda. Setelah input data pada aplikasi tersebut, berikut adalah hasil yang di peroleh :
Puncak Besar Gunung Malabar
Your Input Coordinates and GPS Height :
Latitude: 7.15138888888889° S = 7° 9' 5" S
Longitude: 107.625° E = 107° 37' 30" E
GPS ellipsoidal height: 2342 (meters)
Geoid height: 22.388 (meters)
Orthometric height (height above EGM96 geoid which approximates mean sea level): 2319.612 (meters)

(Note: orthometric height = GPS ellipsoidal height - geoid height) Ketinggian Gunung Malabar yang diperoleh adalah "2.319.612 m.dpl"

Ketinggian tersebut masih berbeda sedikit dengan ketinggian Puncak Besar Malabar 2.343 m.dpl (Peta AMS second edition 1944 - sheet 39/XL-A). Hal ini dipengaruhi oleh koreksi GPS navigasi yang memang memiliki kesalahan 5-30 meter, bahkan ada juga yang memiliki kesalahan lebih dari 50 meter.

Untuk itu sangat penting hasil dari altitude GPS dibandingkan kembali dengan peta topografi (peta AMS atau peta RBI) yang kita bawa sebagai acuan posisi titik altitude saat kegiatan olahraga alam bebas.

Catatan : Sebelum memulai perjalanan alam bebas, hendaknya lakukan kalibrasi altitude pada altimeter. Apabila tidak mengetahui altitude tempat tersebut, pilih opsi tidak mengetahui dan biarkan GPS yang menentukan nilai ketinggian sendiri.

Untuk memastikan altitude pada GPS, aktifkan GPS dan pastikan sinyal satelit telah terbaca baik. Kemudian diamkan selama beberapa menit agar GPS dapat membaca tekanan barometrik daerah tersebut. Kemudian lakukan opsi tidak mengetahui tersebut minimal 3x.

Tehnik Membuat Peta Topografi Dengan "Shuttle Radar Topography Mission" - SRTM.

Bagi seorang ahli pemetaan untuk membuat peta topo tentu merupakan hal mudah, tapi menjadi hal sulit bagi seseorang penggiat olahraga alam bebas yang tidak memiliki disiplin ilmu tersebut.

Berikut cara membuat peta topo menggunakan data Shuttle Radar Topography Mission (SRTM ). Data SRTM adalah data elevasi resolusi tinggi yang merepresentasikan topografi bumi dengan cakupan global (80% luasan dunia). Data SRTM adalah data elevasi muka bumi yang dihasilkan dari satelit yang diluncurkan oleh National Aeronautics and Space Administration (NASA). Data ini dapat di download gratis sehingga dapat membuat peta topo manapun.

DEM SRTM mempunyai dua level, yaitu level 1 dan level 3, dimana level 1 tersedia hanya untuk wilayah Amerika Serikat saja dan mempunyai resolusi horisontal 30 meter, dan untuk wilayah Indonesia terdapat pada level 3. Pada level 3, DEM SRTM mempunyai ketelitan sebesar 90 meter

Software yang digunakan untuk membuat peta topo umumnya adalah software berbayar seperti ArcGIS ataupun Global Mapper. Tapi ada software yang bisa digunakan untuk membuat peta kontur secara gratis, yaitu QuantumGIS.

Silahkan download QuantumGIS disini . Kemudian instal sesuai petunjuknya, dan untuk data SRTM disini
Klik salah satu lokasi yang ingin anda ambil data SRTM nya. Pada tulisan kali ini lokasi yang saya pilih adalah daerah jateng. Gunakan setting seperti gambar di atas kemudian Klik pada tulisan Clik here to begin search sehingga muncul halaman berikut. Silahkan download data dari salah satu server.
Setelah data hasil download di extrax maka akan menjadi sebuah folder yang berisi beberapa file. Jangan merubah nama ataupun memisahkan satu sama lain. Setelah itu buka aplikasi QuantumGIS.
Tampilan Awal QuantumGIS
Masukkan data SRTM dengan meng-klik tool yang di lingkari.
Input Data SRTM
Selanjutnya pilih "menu raster-Extraction-Kontur"
Raster-Extraction-Kontur
Setting pengaturan kontur sebagaimana gambar di bawah. Di sarankan membuat kontur topo dengan interval 20 m.
Setelah semua proses selesai, maka hasilnya sebagaimana berikut.
Setelah itu sebaiknya buang data SRTM nya dengan klik kanan pada lapisan. Hal ini untuk memperingan kinerja komputer, mengingat data SRTM sudah tidak digunakan lagi.

Kemudian klik kanan pada lapisan peta kontur, dan pilih properti. Atur label untuk menampilkan ketinggian garis kontur.

Hasilnya akan seperti ini
Kemudian pencet Control-P, sampai ketemu pada halaman berikut.
Halaman tersebut berfungsi bagi proses pengaturan pada peta yang akan di cetak. Pilih ukuran kertas yang akan di cetak pada bagian komposisi. Kemudian masukkan peta dengan meng klik tool yang di lingkari. Hasilnya seperti ini :
Kemudian atur skala peta di bagian item properti. Disini dapat di tambahkan tulisan, gambar, kotak, lingkaran, legenda, dan sebagainya dengan menggunakan tool di bagian atas atau dengan klik menu layout.
Gambar di atas adalah contoh peta kontur Gunung Merbabu yg masih setengah jadi. Interval ketinggian garis kontur terlihat sangat kecil. Hal tersebut wajar karena peta menggunakan ukuran A0.

Kekurangan dalam peta topo ini adalah tidak terdapat garis lintang bujur untuk orientasi posisi. Dan hal tersebut dapat di buat, tapi tidak dengan software ini (software berbayar).

K2 - The "Mountainer's Mountain" - Deskripsi Rute

Abruzzi Spur Deskripsi Route

The Abruzzi Spur (South East Ridge), sesuai nama Luigi Amedeo, pendaki pertama berkebangsaan Italia yang mencapai 6.600 meter pada tahun 1909. K2 dikenal sebagai Godwin-Austen atau Chogori "Balti dan Urdu" adalah gunung tertinggi kedua di dunia, setelah Everest.

Terletak diantara perbatasan negara China dan Pakistan, antara wilayah Gilgit - Baltistan, Pakistan Utara, dan Otonom Tajikistan, Taxkorgan Xinjiang, China. Rute pendakian sisi utara dari Cina lebih sulit daripada rute normal Pakistan.
Korakoram Range, K2 - Broad Peak - Gasherbaum II - Gasherbaum I
K2 menjadi titik tertinggi Pakistan dan Xinjiang, China. Jika Everest menjadi titik tertinggi di dunia, K2 dianggap juga oleh mayoritas pendaki sebagai yang tersulit dari eight thousander, akan tetapi sebenarnya ini juga merupakan gunung yang paling sulit di planet.

K2 dijuluki juga "Mountainer's Mountain" memiliki tingkat kesulitan ekstrim, dan tercatat sebagai gunung pembunuh kedua setelah Annapurna. Bedanya belum pernah tercatat ekspedisi K2 dilakukan selama musim dingin. Normal ekspedisi pada bulan Juli dan Agustus (musim panas). Letak geografi K2 yang lebih utara membuatnya rentan terhadap cuaca buruk dan cuaca dingin.
Islamabad City, Pakistan to Askole Village, Karakorum 869 km
Islamabad International Airport, Pakistan
Islamabad City, Pakistan
Islamabad City - Askole Village, 869 Km.
Chapter One, Islamabad - Behram City, 279 Km.
Behram City, Pakistan
Chapter Two, Behram City- Chilas City 203 Km
Longsor di Karakoram Highway Road,  Besham-Chilas (© P. Gatta)
Chilas City Gate, Karakoram Highway Road
Chapter Three, Chilas City - Skardu City 257 Km
Karakoram Highway Road
Skardu City, Gilgitan, Pakistan
Chapter Four, Skardu City - Askole Village 130 Km
Skardu - Askole Offroad by Jepp
Chapter Five - End, Askole Village, Karakoram 3.048 m
Askole adalah sebuah desa terpencil dalam range pegunungan Karakoram - sekaligus menjadi pintu gerbang pendakian K2, Gasherbaum I, Gasherbaum II dan Broad Peak.
Askole Village, Karakoram Range 3.048 meter