Gunung Sagara 2.132 m.dpl - Salah Satu Permata Pegunungan Jawa Barat

Gunung Sagara yang terletak di Kecamatan Sucinaraja, Kabupaten Garut (Jawa Barat), barangkali masih asing dan jarang diketahui oleh para penggiat olahraga alam bebas, berbasis mountaineering.
Panorama Telaga Bodas dari puncak Sagara

Terdapat dua rute trekking, yaitu via Tajur dan via Sagara. Walaupun sebenarnya kedua rute tersebut berdekatan dan hanya beda desa serta beda punggungan saja. Bila menggunakan angkutan umum, maka setelah sampai di Terminal Garut, selanjutnya naik angkot jurusan Kecamatan Cibatu dan turun di pertigaan Sadang, Kecamatan Sucinaraja. Kemudian dilanjutkan dengan naik ojek menuju basecamp (Tajur atau Sagara).
Peta Jalur Gunung Sagara via Tajur
Medan trekking dari basecamp Tajur (1.021 M.dpl) menuju Pos 1 Tajur (1.400 m.dpl) melewati kawasan ladang sepanjang beberapa kilometer. Pos 1 terletak pada area punggungan dengan panorama terbuka. Disini terdapat warung sederhana dan hanya buka saat akhir pekan dan hari libur saja.
Dokumentasi pribadi
Primata jenis lutung kerap terlihat di sekitar pepohonan saat memasuki kanopi hutan. kawasan hutan pegunungan ini masih tebilang alami. Mendekati Pos 2, alur punggungan semakin menipis. Medan menanjak akan terus dilalui sampai dataran puncak.  

 

 

 



Gunung Panderman 2.045 M.dpl - Gunung Sejuta Cerita

Total distance from Gapura Srebet to Summit : 6,13 km
Altitude distance : 1.082 meter

Nama Panderman diambil dari nama seorang Belanda Van Der Man, yang mengagumi keindahan gunung ini pada masanya. Terletak di Desa Pesanggrahan, Kota Batu, Jawa Timur, Indonesia, dengan puncaknya Basundara yang berketinggian 2.045 mdpl.

Gunung Panderman 2.045 M.dpl
Pada setiap akhir pekan Gunung Panderman menjadi salah satu destinasi favorit para penggiat olahraga alam bebas berbasis mountaineering untuk melepas rindu akan suasana alam. Akses transportasi dari Kota Malang cukup mudah, bila naik bus, minta turun di Gapura Srebet (Desa Pesanggrahan, Kota Batu). 
Pos Perijinan Gunung Panderman Buthak
Peta Jalur Gunung Panderman
Start trekking di mulai dari Gapura Srebet (963 m.dpl), Menyusuri jalan aspal dan paving menanjak sejauh 3 km, untuk dapat tiba di Pos Perijinan Gunung Panderman Buthak (1.339 m.dpl).

Tidak perlu repot membawa air, karena pada Pos Perijinan kran air sudah tersedia. Selepas itu terdapat percabangan jalur. Bila arah lurus merupakan trek menuju Gunung Buthak, dan arah kiri menuju Gunung Panderman.
Base Camp Latar Ombo 1.598 m.dpl
Trekking menuju base camp Latar Ombo (1.598 m.dpl) memakan waktu sekitar 40 menit dengan melewati kawasan pohon pinus dan lembah.

Medan selanjutnya adalah melintasi alur punggungan menanjak yang lumayan menguras stamina sebelum tiba di base camp Watu Gede (1.753 m.dpl). Kemudian kontur sedikit melandai hingga tiba di Tanjakan Setan.

Tanjakan Setan memiliki kemiringan 45˚ hingga 70˚, licin, karena merupakan jalur air saat hujan. Tentu ini merupakan tantangan tersendiri bagi mereka yang suka dengan kegiatan olahraga alam bebas.
Tugu Triangulasi Gunung Panderman
Kawasan Puncak Gunung Panderman masih memiliki vegetasi pepohonan rapat. Di saat pagi hari bila cuaca cerah, pada sebelah timur terlihat Pegunungan Tengger dan Gunung Semeru, disisi utara Gunung Ardjuna, Kembar dan Welirang. Di barat laut Pegunungan Anjasmoro dan disisi selatan-barat daya Gunung Buthak. 

Beberapa view yang terlihat dari kawasan puncak

Sebaiknya untuk selalu bersikap waspada bila berniat camp di kawasan puncak. Populasi primata atau monyet lumayan besar, dan mereka tak takut untuk menjarah logistik bawaan para pendaki.

Kenali Diri Serta Ukur Batas Kemampuan Sebelum Menjelajahi Alam

Altitude sickness umumnya terjadi pada sebagian orang saat berada diatas ketinggian 2.500 m.dpl. Pada ketinggian tersebut tekanan udara mulai menurun dan kadar oksigen makin menipis. Disini perlu aklimatisasi agar dapat adaptasi dengan lingkungan setempat.

Gunung yang menjadi target pendakian di Indonesia umumnya dibawah 4.000 m.dpl, dengan bertipikal gunung statovulcano dan non stratovulcano.

Tentu saja Gunung Kerinci 3.805 m.dpl, di perbatasan Jambi - Sumatera Barat, menjadi titik tertinggi, sementara Gunung Leuser 3.466 m.dpl, di Aceh, tercatat sebagai trekking terpanjang di Indonesia.

Walau Carstensz Pyramid 4.884 m.dpl, juga berada di Papua, Indonesia, namun tentu tidak semua mampu membiayai ekspedisi ke salah satu target Seven Summit dunia tersebut.

Hampir semua target pendakian di Indonesia menggunakan teknik Hill Walking, atau menyusuri jalur setapak dari titik bawah hingga puncak. Terkecuali Gunung Raung 3.332 m.dpl (via Kalibaru), dimana teknik Scrambling atau kata lain penggunaan alat dibutuhkan untuk menambah ketinggian.

Bahaya seperti Hypothermia dan Acute Mountain Sickness (AMS), dapat diminimalisir, tentunya dengan pengetahuan dan peralatan.

Kuncinya adalah harus rutin berolahraga dan selalu berlatih bila mau aman saat aktivitas di alam bebas.

Bila semua unsur telah siap, akan tetapi musibah tetap terjadi, itu adalah faktor X atau faktor diluar kekuasaan manusia. Itulah alasan mengapa kita tidak boleh sombong saat berhadapan dengan alam.

Jadi sebaiknya kenali terlebih dahulu diri sendiri dan ukur batas kemampuan sebelum memutuskan menjelajahi alam.