Metode Sederhana Menaksir Ketinggian Dengan Peta Topografi

Pada peta terdapat legenda yang memuat berbagai keterangan dan warna yang menunjukkan suatu lokasi atau wilayah.

Keterangan tersebut mewakili kondisi sebenarnya di lapangan, misalnya warna hijau menunjukkan hutan, dan warna coklat menunjukkan pegunungan, dan lain sebagainya.
Legenda Peta Salabintana - skala 1 : 25.000
Pemahaman ploting peta sangat membantu navigator dalam menaksir kondisi medan untuk dapat menyiapkan jenis peralatan, logistik dan kebutuhan ekpedisi lainnya.

Berikut beberapa metode dasar dalam menentukan ketinggian suatu tempat dengan menggunakan peta topografi :

Garis Kontur
Merupakan garis ketinggian dan umumnya digambarkan dengan menggunakan warna coklat atau merah kecoklatan disertai indeks yang berupa angka-angka yang menunjukkan suatu ketinggian tempat atau lokasi tertentu.
Garis kontur dalam lingkaran - menunjukkan altitude daerah tersebut
Pola (pattern) dari suatu garis kontur memberikan informasi yang tepat suatu ketinggian dan arah dari kemiringan.

Penggunaan garis kontur kadang tidak dapat melengkapi kesan pengguna peta akan bentuk relief secara keseluruhan tidak mungkin untuk secara cepat menemukan hubungan antara relief-relief yang ada pada beberapa tempat di sebuah peta.

Untuk itu, digunakan warna-warna ketinggian yang secara cepat dapat memberikan kejelasan akan relief yang ada pada peta tersebut.
Interpolasi linear atau sejajar
Interpolasi Garis Kontur
Metode ini merupakan cara lain dalam menentukan ketinggian suatu lokasi atau tempat dengan menggunakan peta.

Salah satu contoh adalah adanya interpolasi linear yaitu suatu asumsi yang menyatakan bahwa suatu ketinggian yang berurutan secara linear atau sejajar.

Sudut Tanjakan atau Gradient
Sudut tanjakan digunakan untuk memperhitungkan atau mengetahui keterjalan atau kemiringan suatu lokasi atau wilayah.
Sudut tanjakan atau gradient
Menghitung kemiringan lereng E--B.
Jika jarak E --- B = 1.1 cm
Skala peta 1 : 25.000cm

Maka kemiringan lereng?

Jawab
Jarak (E -- B) di peta x penyebut skala
= 1.1 cm x 25.000cm
= 27.500 cm
= 275 m

Tinggi tempat :
E = 1.160 m
B = 1.280 m
Beda tinggi E -- B = 1.280 m - 1.160 m = 120 m

Kemiringan lereng E -- B :
Dalam satuan persen :
= beda tinggi : jarak di medan x 100%

Jadi kemiringan lereng E -- B
= (120 : 275) x 100%
= 43.6%
Ukuran sudut satuan siku
Konversi Dalam satuan derajat
Sudut kemiringan lereng E -- B = 43.6%

Jadi kemiringan lereng E -- B
P% = 43.6/100 x 90°
= 39.24°

Dengan mengetahui sudut tanjakan ini maka dapat ditentukan daerah atau lokasi yang memungkinkan untuk membuka jalur pendakian atau penjelajahan khususnya dalam kegiatan yang terkait dengan pendakian gunung dan latihan SAR.

Titik Ketinggian atau Triangulasi
Titik ketinggian ini diperoleh dari pengukuran suatu titik wilayah dari permukaan air laut dengan satuan meter.
Titik ketinggian atau triangulasi
Sketsa titik ketinggian
Biasanya diberi warna hitam supaya membedakan dengan garis ketinggian yang berwarna coklat. Titik triangulasi terbagi menjadi beberapa titik yang disesuaikan dengan ketinggian suatu daerah, yaitu : Primer, Sekunder, Tersier, Quarter, Kadaster, Kadaster Quarter, dan Tussen Point.
Contoh beberapa simbol peta
Simbol-simbol Peta
Pada peta terdapat simbol yang menunjukkan daerah tinggi, biasanya gunung, dengan ditunjukkan segitiga. Jika simbol segitiga berjumlah tiga maka daerah tersebut umumnya merupakan pegunungan.
Contoh warna peta topografi
Warna
Dilakukan pemilihan sejumlah warna, setiap warna digunakan untuk satu daerah ketinggian (height zone), kemudian warna-warna disusun sedemikian rupa sehingga memberi kesan tentang suatu tingkatan.

Warna –warna yang digunakan dalam penyajian relief ini biasanya dari warna hijau tua untuk daerah rendah, meningkat ke warna hijau muda, kuning, coklat sampai warna merah.

0 Comments:

Posting Komentar